Pembahasan telah kami lakukan bersama Deputi Direktur Ocean of Energy, Saga University, Jepang, Yasuyuki Ikegami di Jakarta 27 Juni kemarin. Saga University menyampaikan usulan pemilihan lokasi ini berdasarkan hasil penelitian P3GL di perairan Bali u
Jakarta (ANTARA) - Kementerian ESDM melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL), Badan Litbang ESDM bersama Saga University, Jepang, akan mengembangkan proyek  percontohan Pembangkit Listrik Tenaga Ocean Thermal Energy Conversion (PLT OTEC) dengan kapasitas 5 MW di perairan Bali utara.

"Pembahasan telah kami lakukan bersama Deputi Direktur Ocean of Energy, Saga University, Jepang, Yasuyuki Ikegami di Jakarta 27 Juni kemarin. Saga University menyampaikan usulan pemilihan lokasi ini berdasarkan hasil penelitian P3GL di perairan Bali utara," ujar Kepala Badan Litbang ESDM, Dadan Kusdiana di Jakarta, Minggu.

Dalam informasi tertulis yang dihimpun Antara, tim Saga University dan Badan Litbang ESDM telah berkoordinasi dengan PT PLN (Persero) untuk menyampaikan rencana kerja sama pengembangan pilot plant dan meminta dukungan untuk pelaksanaan kerja sama tersebut.

Baca juga: PLTP Lumut Balai I dijadwalkan beroperasi Agustus 2019

OTEC sendiri merupakan bagian dari energi baru terbarukan yang bersumber dari perbedaan temperatur air laut yang mudah ditemukan pada perairan laut tropis.

Teknologi OTEC selain menghasilkan pembangkit listrik, juga menghasilkan beberapa produk yaitu lithium, hidrogen, air mineral, pengembangan aquacultur, portable water.

Potensi OTEC di perairan Indonesia diprediksi bisa menghasilkan daya sekitar 240.000 MW. Setelah dipetakan bahwa di Indonesia bagian timur memiliki nilai perbedaan temperatur yang lebih besar antara lain perairan Bali utara dengan perbedaan lebih besar dari 20 derajat dibanding Indonesia bagian barat.

Baca juga: Pemerintah akan bangun pembangkit listrik tenaga panas bumi di Kamojang

Perairan Bali utara termasuk dalam wilayah Kabupaten Singaraja Provinsi Bali, daerah ini telah lama dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi industri pariwisata cukup baik, sedangkan sektor kelautan relatif lebih kecil. Perlu diketahui, untuk Pulau Bali saat ini pertumbuhan konsumsi listriknya membutuhkan tambahan pasokan energi listrik sebesar 3.000 MW.

Hasil penelitian OTEC P3GL di Bali Utara menunjukkan perbedaan temperatur lebih dari 20 derajat pada kedalaman laut 500 hingga 1.000 meter dengan permukaan (10 meter).

Pada kondisi ini pembangkit listrik dapat menghasilkan listrik dari konversi panas laut yang menghasilkan uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin.

Baca juga: Mewujudkan Bengkulu lumbung energi bersih

Para peneliti P3GL melakukan simulasi data hasil penelitian ini, dengan menggunakan data suhu permukaan laut pada kedalaman 10 meter sebesar 29.02 derajat C, dan suhu pada kedalaman 700 meter rata-rata sebesar 5.75 derajat C.

Profil temperatur merupakan nilai dari sebaran temperatur secara vertikal pada setiap lintasan pada masing-masing stasiun pengukuran.

Distribusi vertikal temperatur mengambarkan terjadinya penurunan suhu bersamaan dengan bertambahnya kedalaman pengukuran.

Baca juga: Pengembangan panas bumi bakal jadi alternatif utama

Temperatur rata-rata sekitar 29,66 derajat Celcius di permukaan laut yang merupakan bagian dari lapisan mixed layer sampai kedalaman 100 meter. Lapisan massa air terhadap temperatur terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan permukaan tercampur (mixed layer), lapisan termoklin (thermocline layer) dan lapisan dalam (deep water).

Pada lapisan mixed layer suhu relatif sama. Kedalaman lapisan mixed layer berbeda-beda pada tiap-tiap stasiun pengukuran. Kisaran temperatur pada lapisan mixed layer berkisar antara 28,96-29,66 derajat Celcius.

Di bawah lapisan mixed layer terdapat lapisan termoklin di mana pada lapisan ini temperatur mengalami penurunan secara drastis bersamaan dengan bertambahnya kedalaman pengukuran.

Baca juga: Konsorsium panas bumi siapkan peta jalan hulu-hilir

Ketebalan lapisan termoklin pada masing-masing stasiun pengukuran relatif sama yaitu sekitar 250 meter dari kedalaman 150 meter hingga pada kedalaman sekitar 400 meter, dengan kisaran temperatur rata-rata 5 derajat pada kedalaman 800 meter.

Di bawah kedalaman 450 m terjadi penurunan suhu yang relatif lambat, lapisan ini ditandai dengan bentuk profil temperatur hampir tegak yang disebut sebagai lapisan homogen. Temperatur lapisan homogen berkisar antara 4,80-8,17 derajat Celcius.

Dalam pertemuan dengan Tim P3GL, Ikegami menyampaikan Tim OTEC Saga University akan mendorong Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang (Ministry Economic, Trade and Industry - METI), agar dapat merealisasikan pembangunan pilot project OTEC 3-5 MW di Indonesia dengan pembiayaan dari Pemerintah Jepang.

TOTEC Saga University telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, sebagai upaya percepatan agar Pemerintah Jepang dapat menjadikan Indonesia sebagai lokasi untuk pembangun proyek percontohan OTEC.

Ikegami menambahkan upaya percepatan terbaik adalah Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM mengajukan permohonan ke Pemerintah Jepang melalui METI Jepang, untuk membangun pilot project OTEC di Indonesia.

Baca juga: Investor: proyek pembangunan PLTPB Baturraden mundur dari target

 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019