Surabaya (ANTARA News) - Menyambut rampungnya jembatan Surabaya Madura (Suramadu), Jasien Jansen, pelukis asal Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), menggelar pameran tunggal bertajuk "Tanjung Perak Tepi Laoet" di Surabaya, 25-31 Maret 2008. "Tema lukisan ini sangat cocok untuk merespon jembatan Suramadu, karena keberadaan jembatan yang diharapkan selesai akhir tahun ini tidak bisa lepas dari pelabuhan Tanjung Perak," kata pelukis dengan obyek sejarah tempo dulu itu di Surabaya, Selasa. Pameran itu rencananya akan dibuka oleh lima tokoh, yakni mantan Gubernur Jatim, M. Noer, Konsul Tiongkok untuk Surabaya, Fu Shui Gen, Konsul Kehoramatan Hongaria untuk Surabaya, Rajimin, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Erlangga Satriagung, dan tokoh media, Dahlan Iskan. Ia menjelaskan, pelabuhan Tanjung Perak merupakan penghubung utama antara Surabaya dengan Pulau Madura. Keberadaan pelabuhan itu menyimpan sejuta sejarah sejak zaman penjajahan hingga saat ini, telah dibangunnya jembatan panjang Suramadu yang diharapkan lebih membuat maju masyarakat di Pulau Madura. Menurut dia, pada pameran kali ini memang banyak bercerita tentang Tanjung Perak, khususnya di kala Indonesia dikuasai oleh penjajah. Untuk itu dirinya, harus mencari sejumlah data pendukung mengenai salah satu pelabuhan besar di Indonesia itu. "Kami bersama sejumlah orang dan teman-teman Kelompok Pekerja Seni Pecinta Sejarah (KPSPS) Surabaya, harus melakukan riset buku dan dokumen foto, baik yang menggunakan Bahasa Belanda maupun Bahasa Indonesia," kata pelukis berambut gondong itu. Ia mengemukakan, pihaknya melakukan riset sekitar tiga bulan sejak Oktober 2007 lalu. Untuk pengerjaan lukisannya itu, ia banyak dibantu data oleh penulis buku, "Soerabaya Tempo Doeloe", Dukut Imam Widodo. "Salah satu temuan kami adalah, ternyata di Tanjung Perak itu sudah ada bandar udara di zaman kolonial. Lukisan bandara di Tanjung Perak itu sudah selesai," katanya. Fakta lain yang ditemukan dan kemudian dijadikan obyek lukisan adalah, di Kamal, Madura yang merupakan pelabuhan yang berhubungan erat dengan Tanjung Perak. Di Kamal ternyata juga sudah ada stasiun trem listrik. Oleh karena itu, ia menilai bahwa di zaman dulu moda transportasi di Tanjung Perak dan sekitarnya itu sudah sangat lengkap, baik laut, darat maupun udaranya. Ia mengemukakan bahwa karya utama dalam pameran tunggal keduanya setelah pameran tunggal pertama di selasar RSU Dr Soetomo Surabaya itu adalah, bangunan bersejarah Tanjung Perak sebanyak tujuh bingkai atau pigura. Jasien Jansen adalah pelukis muda potensial. Salah satu karyanya dengan obyek Tanjung Perak zaman dulu bertema, "Courtesy Vest of General Government Mr D Fock 1921 - 1926 on Tanjung Perak Harbour Near Rotterdam Kade" dikoleksi Museum "Indische Delf" di Belanda. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008