Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis tunggal putri asal Jepang Akane Yamaguchi mengaku sangat senang dan bangga bisa meraih gelar juara dalam turnamen bulu tangkis Blibli Indonesia Open 2019.

Bagi atlet yang berusia 22 tahun itu, gelar juara tunggal putri dalam turnamen bulu tangkis level Super 1000 yang diraih di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu tersebut merupakan yang pertama kali. Di final Yamaguchi mengalahkan wakil India Pusarla Venkata Sindhu dengan skor 21-15, 21-16.

Baca juga: Akane Yamaguchi juara tunggal putri

“Saya merasa senang sekali menjadi juara. Ini merupakan gelar juara Indonesia Open pertama bagi saya, sekaligus ini pertama kali saya menjadi juara di turnamen level Super 1.000,” kata Yamaguchi usai laga final Blibli Indonesia Open 2019.

Lebih lanjut, dia menuturkan kunci kemenangannya untuk dapat mengalahkan pemain India tersebut yaitu dengan bermain cepat, terutama ketika mengembalikan bola-bola dari lawan.

“Lawan saya itu memiliki postur tubuh yang lebih tinggi dari saya. Selain itu, smes dari dia (Pusarla) selalu cepat. Jadi untuk menghadapinya, saya harus mengembalikan semua bola-bola itu ke dia dengan cepat juga,” ujar Yamaguchi.

Sementara itu, berkaitan dengan Olimpiade Tokyo 2020, dia mengaku tidak ingin bermuluk-muluk. Dia hanya ingin fokus menjalankan seluruh rangkaian pertandingan dengan sebaik-baiknya.

“Saya tidak memiliki persiapan khusus untuk Olimpiade. Saya ingin sekali bisa masuk kualifikasi Olimpiade itu, tapi persaingannya pasti akan ketat sekali. Saya hanya berusaha memenangkan setiap pertandingan yang ada,” tutur Yamaguchi.

Selain merasa senang karena berhasil memenangkan gelar juara tunggal putri, dia juga mengaku senang sekali bertanding di Indonesia karena di dalam stadion, dia mendengar namanya diteriakkan berkali-kali oleh para pendukungnya.

“Saya senang sekali bermain di sini, karena waktu bertanding tadi, saya mendengar nama saya dipanggil berkali-kali. Sambutan disini sangat meriah, sedangkan di negara saya sendiri tidak sampai semeriah itu,” ungkap Yamaguchi.

Baca juga: Gelar di Istora jadi motivasi Fukushima/Hirota menuju Olimpiade

Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019