Mekkah (ANTARA) - Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi penyakit dan keluhan utama calon haji yang berobat di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja (Daker) Mekkah.

Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) 2019 Muhammad Imran di KKHI Mekkah, Minggu, mengatakan penyakit yang mendominasi calon haji di Mekkah adalah ISPA.

“Penyakitnya di kloter didominasi ISPA. Kemudian hipertensi, paru menahun yang banyak dirawat di KKHI Mekkah, sedangkan yang dirujuk di RSAS di dominasi phneumonia dan jantung,” kata Imran.

Sampai saat ini KKHI sedang merawat sebanyak 15 pasien. Total KKHI telah menangani 76 calon haji beberapa di antaranya telah diperbolehkan kembali ke pondokannya dan beberapa yang lain dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS).

Untuk pasien ISPA, Imran mengatakan tim KKHI melakukan rehidrasi komposisi cairan tubuh.

“Untuk ISPA dilakukan rehidrasi komposisi cairan tubuh. Kemudian layanan gangguan paru diterapi oksigen,” katanya.

Beberapa calon haji juga menderita penyakit diabetes yang kemudian diberikan obat dan observasi, jika membaik bisa rawat jalan di kloter atau dirawat di KKHI.

Imran menyarankan agar calon haji lansia mengambil keringanan dalam beribadah.

“Misalnya pakai skuter atau kursi roda. Bagi yang umrah pilih waktu teduh mulai Maghrib sampai setelah Subuh. Kondisi cuaca tidak sepanas Madinah. Suhu pagi hari di Mekkah 36-37 derajat dan siang hari 38-40 derajat,” katanya.

Beberapa calon haji yang saat ini dirujuk ke RSAS sebagian menderita phneumonia atau infeksi paru dan jantung.

“Ada tim LO yang bisa Bahasa Arab dan mampu berkomunikasi dengan dokter di RSAS. Di RSAS yang sudah pulang ada. Di RSAS total 38 sekarang 21. Dan dipulangkan ke KKHI dahulu. Untuk observasi lanjutan 8-12 jam. Kemudian bisa dipulangkan,” katanya.

Baca juga: Penyakit yang paling banyak sebabkan kematian calon haji
Baca juga: Kemenkes: Waspadai penyakit bawaan/menular saat haji
Baca juga: Penyebab kematian calon haji terbesar karena jantung

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019