Memang, lanjut Gubernur, mengenai proses hukum tetap berlanjut dan beberapa waktu lalu sudah ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
Palembang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru minta tim investigasi yang telah dibentuk agar secepatnya menyelesaikan kasus Masa Orientasi Sekolah (MOS) di SMA Taruna Indonesia Palembanh yang telah menelan dua korban jiwa siswa sekolah ini.

"Jadi, tim khusus yang dibentuk tersebut bertujuan agar secepatnya dapat menyelesaikan masalah tersebut," kata Gubernur Herman Deru, di Palembang, Senin.

Dia mengatakan, tim investigasi itu bersifat komprehensif, di antaranya terdiri dari orang tua, Dewan Pendidikan Kota Palembang dan Dewan Pendidikan Provinsi Sumsel.

Sementara ini, jumlah anggota tim itu maksimal sembilan orang dan diketuai oleh Kepala Dinas Pendidikan Sumsel.

Yang jelas, kata Deru, pihaknya tidak ingin kejadian tersebut semakin berlarut dan kembali berulang, sehingga tim tersebut harus bekerja secara maksimal.

Bahkan, pihaknya minta satu minggu kasus tersebut dapat diketahui permasalahan yang sebenarnya.

Memang, lanjut Gubernur, mengenai proses hukum tetap berlanjut dan beberapa waktu lalu sudah ada yang ditetapkan sebagai tersangka.

Menurutnya, jika persoalan ini merupakan kesalahan oknum, maka tim itu akan menyelidiki secara detail kenapa hal itu dapat terjadi. "Jadi, itulah yang sedang diselidiki dengan menurunkan tim yang diharapkan dalam waktu dekat akan dapat menyimpulkan," ujarnya pula.

Namun, katanya lagi, bila itu kesalahan lembaga, maka pihaknya akan memberi sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Kejadian itu diharapkan menjadi pelajaran bagi seluruh penyelenggara pendidikan, karena dalam menuntut kedisiplinan tidak harus menggunakan kekerasan, ujar Gubernur Deru pula.
Baca juga: Gubernur turunkan tim selidiki kasus MOS SMA Nusantara Palembang

Sebelumnya diberitakan, satu lagi siswa SMA Taruna Indonesia Palembang, Sumsel bernama Wiko Jerindra yang diduga menjadi korban kekerasan pembina saat masa orientasi sekolah (MOS), akhirnya meninggal dunia setelah satu pekan mengalami kritis.

Pada Jumat (19/7/2019) malam, nampak keluarga dan para pelayat telah mendatangi rumah duka di Jalan Pertahanan IV, Kecamatan Plaju, Kota Palembang. Jenazah Wiko langsung dibawa pulang ke rumah setelah dinyatakan meninggal dunia.

"Wiko meninggal pukul 20.10 WIB di Rumah Sakit RK Charitas Palembang," kata kuasa hukum keluarga Wiko, Firli Darta, saat berada di rumah duka.

Menurutnya, kondisi Wiko mulai menurun sejak Jumat pukul 10.00 WIB, sehingga tim dokter berusaha memberi pertolongan medis, namun tak bisa ditolong hingga meninggal dunia.

Ia menerangkan, kondisi Wiko mengalami luka lebam pada beberapa bagian tubuh sejak pertama kali dirujuk ke rumah sakit, dan kondisi medis terakhir menyebutkan usus Wiko dalam keadaan terlilit. "Tim medis belum mengeluarkan hasil pemeriksaan, tapi itulah kondisi yang terlihat," katanya pula.

Setelah Wiko meninggal, kuasa hukum langsung membuat laporan resmi ke Polresta Palembang untuk mengusut tuntas kejadian dugaan kekerasan saat MOS di lingkungan sekolah tersebut.

Wiko dibawa ke Rumah Sakit Karya Asih saat menjalani MOS SMA Taruna Indonesia Palembang bersama siswa lainnya termasuk Delwyn, korban meninggal akibat kekerasan staf pengajar sekolah tersebut, Sabtu (13/7/2019).

Sebelumnya, seorang siswa baru SMA Taruna Indonesia bernama Delwyn Berli Julindro meninggal dunia diduga akibat penganiayaan yang dilakukan staf pengajar sekolah tersebut berinisial OFA (24) pada Sabtu (13/7/2019), polisi kemudian menetapkan OFA sebagai tersangka satu hari berselang.
 

Pewarta: Ujang Idrus
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019