Pangkalpinang (ANTARA News) - Menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, masyarakat Tua Tunu, Pangkalpinang, Bangka Belitung (Babel), mengelar acara ritual "nganggung" yang diselenggarakan di setiap masjid dan mushala. Ritual "nganggung" merupakan tradisi keagamaan yang masih sangat kental di daerah perdesaan. "Nganggung" biasanya digelar di masjid maupun di surau dengan membawa makanan di atas dulang (tampah) dan menyantapnya bersama-sama setelah selesai pembacaan doa-doa dan pujian-pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, ujar Sarnubi, seorang RW (Rukun Warga) Tua Tunu Indah, Pangkalpinang, Rabu. Ia menjelaskan "nganggung" biasanya digelar setiap hari-hari besar keagamaan, seperti malam Idul Fitrhi, Idul Adha dan menyambut Tahun Baru Islam (1 Muharram) dan Maulid Nabi Muhammad SAW. "Masyarakat Tua Tunu, setiap hari besar keagamaan selalu mengelar adat keagamaan `nganggung`, karena masyarakat sini tradisi keagamaan masih kental," ujarnya. Acara `nganggung` dalam memperingati Maulid Nabi tahun ini akan berbeda dengan acara sebelumnya karena akan dihadiri pejabat negara dan pemerintah daerah, ujarnya. Ia menjelaskan, sisi lain tradisi ini, merupakan simbol untuk menjalin persatuan dan kesatuan dan kebersamaan diantara masyarakat sekitar ini dan tradisi ini masih sangat kental dalam masyarakat Tua Tunu yang saat sekarang ini di perkotaan dan beberapa daerah acara `nganggung` sudah mulai hilang, ujarnya. "Setelah acara `nganggung` selesai kami pun saling kunjung-mengunjungi ke rumah kerabat maupun masyarakat lainnya di sekitar perdesaan Tua Tunu," demikian Sarnubi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008