Kediri (ANTARA News) - Para santri di sejumlah pondok pesantren di Kediri, Jatim, pulang ke kampung halamannya masing-masing untuk libur peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, sementara peringatan wafatnya Yesus Kristus di sejumlah gereja dilakukan secara sederhana. Santri banyak yang pulang, tidak ada kegiatan apapun di pondok untuk memperingati Maulid Nabi," kata Pengurus Ponpes Lirboyo, Nabil Harun, Kamis. Menurut dia, para santri banyak yang meninggalkan Ponpes Lirboyo sejak Sabtu (15/3) lalu setelah menjalani ujian semester madrasah diniyah. Kegiatan belajar dan mengajar di madrasah ponpes tersebut baru akan dimulai lagi pada Ahad (24/3) depan sekaligus hari pertama semester kedua. Tidak hanya Lirboyo, umumnya ponpes salaf yang menggunakan penanggalan Hijriyah menjadikan bulan Maulid sebagai libur pertengahan tahun pelajaran. Sedang awal tahun pelajaran dihitung mulai bulan Syawal dan berakhir pada bulan Rajab. Selain Lirboyo, ponpes besar di Kediri yang ditinggalkan santrinya berlibur ke kampung halamannya diantaranya Ponpes Al Falah (Ploso), Jampes, Purwoasri, Kencong, Sumbersari, Kwagean, dan Kemayan. Bahkan Kepala Stasiun Kereta Api Kediri, Warsito, mengaku kewalahan memenuhi pesanan dari para santri untuk kereta api Kahuripan jurusan Kediri-Padalarang dan Brantas jurusan Kediri-Jakarta Tanah Abang sejak sepekan terakhir. "Sejak tanggal 15 sampai 18 Maret, setiap hari kami harus menyediakan dua gerbong untuk para santri pada masing-masing kereta dua jurusan tersebut," katanya. Sementara itu peringatan Wafat Yesus Kristus atau Paskah di Kediri dilakukan secara sederhana. Pastor Gereja Puhsarang, Romo Antonius Gosal, Pr menyatakan, rangkaian Paskah hanya diisi dengan kegiatan misa. "Rangkaian Paskah sudah kami lakukan sejak Minggu (12/3) lalu dengan menggelar Misa Minggu Palma," katanya saat ditemui di Parokian Santo Vincentius A Paulo, Jalan Veteran, Kediri. Pada Kamis ini, umat Katolik di sejumlah gereja mengikuti ritual "Kamis Putih" yang dimulai dengan misa pada pukul 18.00 hingga 20.00WIB. Kemudian dilanjutkan dengan upacara pembasuhan kaki dan "petuguran" atau malam tirakatan hingga tengah malam sebagai bentuk penghormatan atas wafatnya Yesus Kristus. "Puncak peringatan Paskah mulai besok pagi yang kami mulai dengan Misa Jumat Agung," kata Romo Gosal menambahkan. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008