Indeks ini bisa menjadi indikator membaiknya perdagangan dunia yang implisit juga indikasi permintaan dunia
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah seiring kenaikan harga minyak dunia.

Pada pukul 9,27 WIB, rupiah melemah 30 poin atau 0,21 persen menjadi Rp13.973 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp13.943 per dolar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa, mengatakan, harga minyak dunia naik karena gangguan suplai.

"Harga minyak dunia naik dalam beberapa hari ini karena kekhawatiran terhadap suplai yang terganggu seiring dengan tensi geopolitik yang menguat di Selat Hormuz," ujar Lana.

Baca juga: Harga minyak dunia naik lebih dari satu persen karena risiko Iran

Pada Jumat (19/7) lalu, Iran menangkap kapal tanker Inggris. Sementara dari Libya dikabarkan telah menutup salah satu ladang minyak terbesar di Libya yang menyebabkan turunnya produksi sebesar 290.000 barel per hari. Baca juga: Harga minyak turun di Asia, pasar mencerna ketegangan di Timur Tengah

Kendati demikian, Baltic Dry Index yaitu indeks yang mengindikasikan perdagangan dunia, mencatatkan kenaikan sebesar satu persen pada Senin kemarin menjadi 2.191, tertinggi sejak Desember 2013. Indeks ini sebagai tolak ukur dari pergerakan bahan mentah utama melalui laut.

"Indeks ini bisa menjadi indikator membaiknya perdagangan dunia yang implisit juga indikasi permintaan dunia," kata Lana.

Lana memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak melemah di kisaran Rp13.950 per dolar AS sampai Rp13.970 per dolar AS.

Baca juga: Dolar dan euro datar, tunggu keputusan suku bunga Fed dan ECB

Baca juga: Harga emas terus naik, investor parkir modal di aset yang aman




 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019