Paris (ANTARA) - Empat belas negara anggota Uni Eropa (EU) telah menyetui "mekanisme solidaritas" baru, yang diusulkan oleh Jerman dan Prancis, untuk pembagian jumlah penerimaan migran di seluruh kawasan EU, kata Presiden Prancis Emmanuel Macron, Senin (22/7).

Para menteri luar negeri dan menteri dalam negeri EU sebelumnya melakukan pertemuan di Paris untuk membahas masalah imigrasi dan keamanan.

Pertemuan Paris itu merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama di Finlandia pekan lalu.

"Kesimpulan dari pertemuan pagi ini adalah bahwa pada prinsipnya 14 negara anggota, pada tingkat ini, telah menyatakan setuju pada dokumen yang diajukan Prancis dan Jerman," kata Macron kepada para wartawan.

Macron tidak memberikan keterangan rinci namun mengatakan bahwa prakarsa baru itu akan dijalankan secara "cepat" dan "otomatis".

Seorang sumber yang dekat dengan kalangan kantor kepresidenan Prancis mengatakan kepada Reuters bahwa, selain Prancis dan Inggris, negara-negara yang telah menyatakan setuju dengan sistem baru itu antara lain Finlandia, Luksemburg, Portugal, Lithuania, Kroasia dan Irlandia.

Namun, Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Salvini, yang negaranya berada di garis depan dalam menghadapi gelombang kedatangan migran di Eropa, tidak mengikuti pertemuan tersebut.

Dalam surat yang ditujukan kepada mitranya dari Prancis Mendagri Christophe Castaner, Salvini memperingatkan dampak keputusan "yang hanya diambil di Paris dan Berlin."

Baca juga: Lebih dari 1.400 migran tewas di Laut Tengah tahun ini

Italia telah menerima hampir semua migran yang diselamatkan oleh kelompok-kelompok kemanusiaan sampai pemerintahan koalisi populis mengambil alih kekuasaan pada 2018 dan segera berupaya menutup pelabuhan-pelabuhan Italia bagi kapal-kapal kemanusiaan.

Menurut data Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), tahun ini sedikitnya sudah 426 orang yang kehilangan nyawa di Laut Tengah dalam perjalanan mereka untuk mencapai Eropa.

Macron mengatakan Prancis telah meminta Pemerintah Libya untuk memastikan agar para migran tidak lagi ditahan di negara itu dan bahwa langkah-langkah yang memadai harus diambil guna menjamin keselamatan mereka.

Sumber: Reuters

Baca juga: Partai anti-imigran diperkirakan bakal dominasi pemilu Swedia

Baca juga: Lima negara Eropa akan terima 250 imigran yang terlantar


 

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019