Jakarta (ANTARA) - Direktur Nuffic Neso Indonesia Peter van Tuijl berharap agar para penerima beasiswa OrangeTulip dapat mempelajari keterampilan kepribadian, atau yang biasa disebut soft skill, selama menempuh pendidikan di Belanda.

Pernyataan itu dikatakan Peter usai melepas 30 orang penerima beasiswa studi di Belanda, Orange Tulip Scholarship, di Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, Selasa.

"Ilmu pengetahuan dan teknologi memang sangat penting, namun semakin lama semakin terlihat pula bahwa untuk mempromosikan pembangunan dan ekonomi yang berkelanjutan, perilaku manusia juga harus diperhatikan," katanya.

Dia meyakini perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan (hard skill) harus disertai dengan pembangunan keterampilan ilmu kepribadian (soft skill​​​​​​​), karena kombinasi tersebut dapat memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi.

Softskill​​​​​​​ sendiri adalah istilah sosiologis yang berkaitan dengan karakter pribadi seseorang. Contoh-contohnya termasuk kemampuan berkomunikasi dan menjalin hubungan, kemampuan beradaptasi, mengolah waktu, menyelesaikan masalah dan bersifat kritis.

Dengan keyakinan itu, Peter berharap agar para penerima beasiswa yang akan menuntut ilmu dalam berbagai bidang dan jenjang yang berbeda, dapat memperkaya diri dengan soft skill yang mungkin bisa didapat di luar ruang kelas dan modul-modul kuliah.

"Saya harap mereka dapat pulang dengan membawa kebiasaan dan ilmu yang mempromosikan keberlanjutan," katanya.

Orange Tulip Scholarship merupakan program beasiswa parsial hasil kerja sama antara Nuffic Neso dan Institusi Pendidikan Tinggi di Belanda.

Tahun ini, total aplikasi yang masuk mencapai 298 pelamar untuk 65 kursi penerima beasiswa. Para penerima diberikan potongan biaya kuliah beragam, dari 30 hingga 100 persen. Beberapa institusi pendidikan juga menawarkan pemberian tunjangan biaya hidup dan biaya pengurusan visa.
​​​​​​​

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019