Jakarta (ANTARA News) - Konser Diana Ross di Jakarta Minggu malam (23/3), menyisakan perasaan kecewa karena lantunan lagu-lagu hit yang dinanti-nanti penggemarnya tak juga dinyanyikan oleh penyanyi legenda dunia asal Amerika Serikat itu hingga akhir penampilannya. "Konsernya sangat bagus, kostumnya indah, suara Diana Ross juga sangat mengagumkan dalam usianya yang tidak lagi muda. Sayangnya akhir konsernya sangat mengecewakan," kata penyanyi senior Titiek Puspa yang ditemui usai konser. Rasa kecewa Titiek adalah karena lagu-lagu yang dibawakan tidak semuanya dipahami dengan baik oleh penonton Indonesia. Bahkan beberapa lagu hitsnya seperti "If We Hold On" juga tidak dibawakan. "Saya pikir ketika dia ke balik panggung dan tata cahaya dipadamkan dia akan kembali lagi menyanyi, tapi ternyata tidak. Konsernya sudah selesai," ujarnya. Perasaan kurang puas juga disampaikan sejumlah penonton dalam konser bertajuk "An Evening With Diana Ross" yang berlangsung di Ballroom Hotel The Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta. "Bingung, kaget, dan sekaligus kecewa dengan akhir konsernya yang kurang memuaskan. Saya pikir konsernya belum selesai, saya masih menunggu lagu `If We Hold On` dan `When You Tell Me That You Love Me` yang ternyata tidak dibawakan dalam konser itu," kata Riris, penonton. Konser penyanyi kelahiran 26 Maret 1944 ini berlangsung terlambat 20 menit dari jadwal seharusnya pukul 20.00 WIB. Kedatangannya merupakan bagian dari konser amal yang diadakan oleh Dewan Kerajinan Nasional bekerjas ama dengan Buena Produktama yang sebelumnya sukses menghadirkan musisi dan grup musik mancanegara diantaranya Backstreet Boys (2008), Il Divo (2007), dan George Benson (2006). Sambutan Meriah Lagu "I`m Coming Up" dibawakan Diana sebagai pembuka konser dan mendapat sambutan meriah lebih dari 2.000 penonton. Berikutnya, perempuan yang berkiprah di jalur musik pop, soul, disko, dan jazz ini mengusung sejumlah lagu hitsnya di tahun `70 hingga `80an diantaranya "You Can`t Hurry Love", Touch Me In the Morning", "My World", dan Upside Down". Secara keseluruhan terdapat 19 lagu yang dinyanyikan Diana. Sejak awal konser dia memilih lagu-lagu bertempo lambat yang membuat penonton terhanyut, nyaris tak ada reaksi bergoyang dan berjoget, serta tidak terlalu meriah. Diana Ross juga tidak banyak kata dan interaksi dengan penonton sepanjang konser. Tanggapan yang terkesan "dingin" ini sempat membuat Diana melontarkan pertanyaan. "Bagaimana suara saya terdengar di sana (diantara para penonton, red), apakah terlalu pelan atau sangat keras," teriaknya. Suasana sebenarnya mulai memanas dan sejumlah penonton mulai berdiri sambil bergoyang ketika Diana membawakan lagu "Ain`t No Mountain High" yang bertempo cepat. Setelah itu lagu "I Will Survive" semakin membuat penonton bersemangat untuk berjoget dan bertepuk tangan. Sayangnya setelah lagu itu berakhir, Diana berjalan ke belakang panggung, melambaikan tangan dengan cepat dan menghilang di balik panggung bernuansa hitam sekitar pukul 21.30 WIB. Teriakan penonton mengatakan "we want more" tidak mendapat tanggapan dari Diana. Bahkan sejumlah pemain musiknya terlihat mengemasi peralatan. Sementara itu Pemimpin Buena Produktama, Peter Basuki mengakui banyak penonton yang bertanya-tanya dan kecewa dengan akhir konser yang tidak mencapai klimaks. Peter yang telah menemui Diana dan timnya usia konser mengungkapkan kekecewaan itu juga dirasakan Diana. "Dia (Diana, red) juga agak kecewa karena ada salah komunikasi dengan `Music Director`. Sebenarnya Diana masih akan tampil dengan dua lagu kejutan di akhir konser, tapi para pemain musiknya keburu turun panggung," ujar Peter menjelaskan. Sepanjang konser, Diana berganti gaun malam gemerlap sebanyak tiga kali yakni warna merah, putih, dan hitam. Ketiga gaun tersebut membalut ketat tubuhnya sehingga Diana tampak seksi dan glamor. "Meskipun penampilan dan kostumnya bagus, tapi penampilan Diana tidak maksimal. Saya rasa ini konser yang buruk untuk tiket yang dibandrol cukup mahal antara Rp3,5 juta hingga Rp10 juta," demikian kata Iskandar, penonton. (*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008