New York (ANTARA) - Harga minyak terus menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena pasar mengamati dengan seksama perkembangan terbaru dari gesekan antara Amerika Serikat dengan Iran, meningkatkan kekhawatiran akan pasokan minyak global.

Iran memiliki pesawat tanpa awak antarbenua dan akan menggunakannya jika kebutuhan untuk misi jarak jauh muncul, kata komandan angkatan laut Iran pada Selasa (23/7/2019).

Angkatan Laut Iran mengamati semua kapal Amerika Serikat (AS) di wilayah Teluk. Teheran bahkan memiliki arsip gambar pergerakan mereka sehari-hari.

Kepala Angkatan Laut Iran Laksamana Muda Hossein Khanzad mengatakan bahwa "kami dapat dengan berani menyatakan bahwa kami mengamati semua kapal musuh, terutama orang Amerika, poin demi poin dari asal mereka sampai saat mereka memasuki wilayah tersebut."

Di pihak Amerika Serikat, kapal perang AS mungkin telah menjatuhkan lebih dari satu pesawat tanpa awak Iran pekan lalu, Jenderal Kenneth McKenzie, kepala Komando Pusat AS, mengatakan kepada media pada Selasa (23/7/2019).

Presiden AS Donald Trump mengumumkan tindakan AS Kamis lalu (18/7/2019) mengklaim bahwa pesawat tak berawak Iran "dihancurkan" di Selat Hormuz, tetapi Teheran kemudian menolak pernyataan AS.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September naik 0,55 dolar AS menjadi menetap pada 56,77 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman September naik 0,57 dolar AS menjadi ditutup pada 63,83 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.



Baca juga: Harga minyak turun di Asia, pasar mencerna ketegangan di Timur Tengah
Baca juga: Harga minyak dunia naik lebih dari satu persen karena risiko Iran
Baca juga: Minyak naik di perdagangan Asia dipicu peningkatan ketegangan di Teluk

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019