Islamabad (ANTARA) - Seekor serigala kurus menyandarkan kepalanya di atas balok es untuk menyejukkan diri di tengah hawa panas yang menyengat di sebuah kebun binatang di Ibu Kota Pakistan, Islamabad. 

Satu serigala lagi memandangi satu keluarga yang sedang menikmati piknik sore,  sementara, di dekatnya, seekor gajah menggerak-gerakkan kepalanya.

Gajah tersebut, yang diberi nama Kavaan, membuat kebun binatang itu menjadi berita utama internasional pada 2016, ketika penyanyi pop Cher mengutus perwakilannya untuk memeriksa kondisi Kavaan setelah gajah tersebut dirantai selama 27 dari 29 tahun usianya di sana.
 
Gajah bernama Kavaan sedang berdiri di kandangnya di Kebun Binatang Islamabad, di Pakistan, Senin (22/7/2019). (ANTARA/REUTERS/Saad Sayeed/tm)

Kebun binatang itu kembali menjadi berita utama. Kali ini, kasusnya adalah beberapa badan pemerintah di Islamabad bertengkar soal siapa yang seharusnya bertanggung jawab mengelola kebun binatang tersebut hingga hewan-hewan di sana berada dalam kondisi kekurangan makanan dan air bersih, dan banyak di antaranya yang sakit.

"Hewan-hewan ini menderita karena pergulatan antara pemerintah lokal dan federal mengenai kebun binatang itu," kata Owais Awan, pengacara yang maju ke pengadilan untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut. Pengadilan Tinggi Islamabad telah memerintahkan perusahaan kota praja untuk menyerahkan pengelolaan kebun binatang itu kepada Menteri Perubahan Iklim pada Jumat. Tapi, seorang pejabat kementerian mengatakan badan hukum tersebut telah menutup kantornya dan pengelola kebun binatang tidak mau bertemu. 

"Para penjaga kebun binatang ada di sana, tapi pengelolanya tidak ada," kata Sekretaris Kementerian Hassan Nasir Jamy.

"Kami akan mengirim relawan dan dokter hewan untuk memeriksa semua hewan ... Kami khawatir semua hewan sekarat."

Baca juga: Ridwan Kamil persilakan Pemprov kelola Kebun Binatang Bandung

Penolakan pengelola kebun binatang untuk berbicara dengan para pejabat kementerian, kendati berkali-kali dikirimi surat dan dihubungi melalui telepon, bisa dianggap sebagai penghinaan terhadap pengadilan, katanya.

Wakil direktur kebun binatang tak bersedia memberi komentar kepada Reuters sementara perusahaan metropolitan Islamabad juga tak bisa dihubungi.

Pengadilan telah memerintahkan agar langkah segera diambil  untuk menyelamatkan semua hewan dari bahaya lebih lanjut. Pengadilan juga memerintahkan agar seekor beruang Himalaya segera dirawat. Menurut para petugas kebun binatang, beruang tersebut terluka dalam perkelahian dengan beruang lain sementara Awan mengatakan beruang itu juga sudah lama punya penyakit kulit.  

"Semua hewan menderita," kata Sana Jamal, wanita juru bicara untuk kelompok beranggotakan 40 warga, yang bekerja untuk meningkatkan fasilitas kebun binatang.

" "Setiap kali kami datang, tak ada makanan dan air di sebagian besar kandang. Itulah alasan utama kami menginginkan kementerian tersebut secara resmi mengambilalih."

Beberapa burung dan hewan lain mati karena kekurangan makanan dan obat, menurut laporan sejumlah surat kabar tahun ini.

Ketika ditanya mengenai kondisi tersebut, seorang anggota staf kebun binatang itu mengatakan kepada Reuters, "Semuanya baik-baik saja."

Tak jauh dari situ, beberapa burung gagak mematuki tulang-tulang yang berserakan di kandang serigala. 

Sumber: Reuters 

Baca juga: BKSDA Jambi evaluasi kebun binatang terkait kematian hewan

Baca juga: Pemberi rokok ke orangutan serahkan diri

Baca juga: Pengelola Kebun Binatang Bandung bantah terlantarkan beruang

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019