Sembahyang di sini kami lakukan untuk memohon keselamatan dunia
Denpasar (ANTARA) - Ribuan umat Hindu yang berasal dari berbagai daerah di Pulau Bali memadati Pura Jagatnatha Denpasar untuk melakukan persembahyangan saat Hari Raya Galungan.

"Umat yang bersembahyang di pura ini tidak hanya dari Denpasar, namun banyak juga yang dari daerah lain karena mereka banyak juga yang tidak dapat pulang kampung, jadi mereka bersembahyang di Pura Jagatnatha Denpasar," ujar pemuka agama setempat yang juga Sekeretaris Paiketan Pemangku Kota Denpasar, I Made Langgeng Buana, di Denpasar, Rabu.

Ia menjelaskan Galungan dirayakan umat Hindu setiap 210 hari sekali atau enam bulan sekali menurut penanggalan Bali yang dimaknai sebagai simbol kemenangan darma atau kebenaran melawan adarma atau kejahatan.

"Ini memiliki makna kemenangan darma melawan adarma. Bagaimana manusia mampu berbuat baik kepada sesama dan alam semesta meskipun terdapat perbedaan namun kita tetap mampu menjaga persatuan," katanya.

Made Langgeng mengatakan Hari Raya Galungan memiliki rangkaian upacara, seperti Sugihan Jawa yang bermakna pembersihan alam semesta serta Sugihan Bali atau pembersihan diri sendiri.

"Jadi dengan bersihnya alam semesta dan diri sendiri, umat manusia sudah siap untuk melaksanakan Hari Suci Galungan," katanya.

Satu hari setelah merayakan Galungan, umat Hindu merayakan Umanis Galungan.

Menurut Made Langgeng, Umanis Galungan dimanfaatkan oleh masyarakat Bali untuk saling bersilaturahim satu sama lain.

"Saat Umanis Galungan umat akan saling mengunjungi atau bersilaturahmi dengan teman, keluarga, serta kerabat karena manusia sudah mampu memenangkan darma," katanya.

Dalam persembahyangan tersebut, para wisatawan dari berbagai negara juga tampak berada di kawasan pura dan mengamati aktivitas persembahyangan umat Hindu.

Sebagian dari mereka juga tampak berbaur dengan umat Hindu dan mencoba mengikuti jalannya persembahyangan Hari Raya Galungan.

Terkait dengan gempa bumi di wilayah Jembrana, Bali yang terjadi saat umat Hindu melaksanakan persembahyangan Hari Raya Galungan di pura tersebut, Made Langgeng menjelaskan aktivitas persembahyangan umat Hindu tetap berlangsung lancar dan tidak ada umat yang panik.

"Saat gempa terjadi kami di sini juga tidak merasakan gempa itu. Mungkin karena saat itu umat yang bersembahyang jumlahnya banyak," katanya.

Ia menambahkan seluruh umat ketika berdoa juga selalu memohon keselamatan bersama.

"Sembahyang di sini kami lakukan untuk memohon keselamatan dunia," katanya.

Baca juga: Libur fakultatif jadi dasar Umat Hindu untuk absen kerja saat Galungan
Baca juga: Turis asing non Hindu ikut sembahyang dan rayakan Galungan di Ubud
Baca juga: Gempa Jembrana, persembahyangan Galungan di Bali tetap lancar


 

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019