Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai kepimpinan DPD RI periode 2019-2024 harus memiliki karakter yang kuat, punya narasi kebangsaan, komunikatif, berintegritas dan diterima di semua level.

"Selain itu harus bisa dapat menjadi 'solidarity maker', sosok negarawan yang mendahulukan kepentingan nasional daripada syahwat politik pribadi," kata Pangi di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Pengamat: Peranan DPD harus berjalan ideal

Dia menilai faktor kepemimpinan mempunyai pengaruh yang kuat dalam membawa arah DPD dalam tarik menarik kepentingan dalam pusaran politik nasional.

Pangi berharap, sosok seperti itu bisa menghilangkan sumbatan komunikasi internal maupun eksternal, sehingga mengangkat kembali marwah, harkat dan martabat DPD sebagai lembaga tinggi negara.

"Apabila pimpinan institusi DPD memiliki kriteria ruh spiritual dan intelektual, menurut Pangi yang juga pernah meneliti DPD, kewibawaan lembaga kembali terangkat, dan mendapat kepercayaan penuh dari rakyat," ujarnya.

Baca juga: Saat foto rekayasa tiba-tiba disengketakan di MK

Dia menilai dengan modal besar kepercayaan masyarakat tersebut, DPD dapat melibatkan publik dalam proses pelaksanaan tugas dan fungsinya.

Menurut dia kalau itu bisa dilaksanakan, DPD menjadi lembaga yang tidak hanya terbuka, tapi juga transparan seperti yang selama ini dirindukan masyarakat dari lembaga "house of representatif".

Karena itu dia menilai jalannya sirkulasi kepemimpinan di DPD harus adil dan terbuka diikuti oleh masyarakat untuk mengontrol dan mencegah ruang gerak terjadinya politik uang.

"Sejak dini, sistem penjaringan dibuat ‘open public’ untuk memungkinkan kandidat-kandidat potensial muncul dalam proses pemilihan. Dengan ini, tersaring pemimpin yang memenuhi unsur bibit, bebet dan bobot, termasuk rekam jejak, punya kapasitas memimpin lembaga sebesar DPD," katanya.

Dia menilai sejauh ini ada sejumlah nama kandidat pimpinan DPD sudah mencuat, misalnya dari wilayah Indonesia Timur muncul sosok Tamsil Linrung.

Dari wilayah Indonesia Barat menurut dia ada Jimly Asshiddiqie dan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, sementara itu opsi sistem pemilihan yang mencuat adalah berdasarkan gugus kepulauan dan perwakilan Timur-Barat.

Baca juga: Jimly: Popularitas sebabkan raih suara terbanyak DPD RI

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019