Tangerang Selatan (ANTARA) - Ribuan warga di Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, harus rela mengantre untuk pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA), bahkan banyak diantaranya yang datang sejak pukul 05.00 WIB.

Pantauan di lapangan, Kamis, menunjukkan lebih dari seribu orang tua dan anak antre hingga mengular ke Jalan Raya Supratman, depan aula Kelurahan Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, Tangsel.

Petugas Satpol PP yang bertugas di Kecamatan Ciputat Timur Anwar mengatakan antrean tersebut sempat ricuh akibat banyak anak yang tidak kebagian kuota.

"Sempat ada yang protes dari ibu-ibu karena tidak kebagian kuota, akhirnya ada penambahan, tapi masih ada yang tidak dapat yang tidak kebagian sudah pada pulang," kata Anwar.

Tiara, ibu dua anak warga kelurahan Pondok Ranji mengatakan dirinya datang dari pukul 07.00 pagi, meski lebih dulu datang dan mendapat nomor antrean 67, satu dari dua anak yang dia daftarkan tidak mendapatkan KIA.

"Punya dua anak, tapi yang dapat satu, katanya tanggung. Soalnya usia anak saya yang 4 tahun bakal bikin lagi di umur 5 tahun," kata Tiara.

Kepala Seksi Identitas Penduduk pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tangsel, Mira Anggraeni menyatakan kuota pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA) di Ciputat Timur ditambah karena banyaknya pemohon dan ada protes dari warga.

Mira mengatakan, kuota awal yang ditetapkan oleh Disdukcapil Kota Tangerang Selatan, yakni 500 anak untuk enam kelurahan yang ada di Kecamatan Ciputat Timur.

Penetapan kuota itu, kata dia, mempertimbangkan kemampuan para petugas dan kekuatan mesin pencetak kartu untuk menyelesaikan pembuatan KIA dalam satu hari.

"Kuota tersebut berdasarkan kemampuan dua mesin cetak dan operator, tapi begitu dilihat pemohonnya di sini banyak, akhirnya kita tambah lagi kuotanya 100, jadi total 600 anak pada hari ini," kata Mira.

Jumlah petugas hanya 11 orang dibantu oleh beberapa orang dari masing-masing kelurahan. "Kalau lebih dari itu dikhawatirkan tidak cukup untuk satu hari penyelesaiannya," katanya.

Mira sudah memperkirakan tingginya animo masyarakat untuk pembuatan KIA, dia membenarkan adanya antrean yang membludak hingga ke jalan dan adanya warga yang datang antre sejak subuh. "Kita juga pakai aula kelurahan untuk menampung pemohon, kebetulan karena aulanya lebih besar daripada aula kecamatan," katanya.

Ia juga menyatakan ratusan anak yang tidak mendapatkan KIA diarahkan orang tuanya untuk membuat di Kantor Disdukcapil Tangsel dan Living World.

"Di Living World kuota KIA 150 per hari, yang belum mendapatkan bisa ke sana," katanya.

Baca juga: Jakarta Utara gelar pendataan KIA untuk siswa sekolah dasar

Baca juga: KIA jadi favorit Operasi Bina Kependudukan Jakarta Utara

Pewarta: Sambas
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019