Menurut rilis pers Kedutaan Besar Indonesia di Vatikan yang diterima di Jakarta, Kamis, Komjen Pol Agung Budi Maryoto memimpin delegasi Indonesia, yang terdiri dari pemuka agama Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Keuskupan Agung Jakarta, dan tokoh masyarakat, dalam melakukan dialog tersebut.
Dalam dialog tersebut Mgr Ayuso sempat menyampaikan apresiasi atas keharmonisan umat beragama di Indonesia, berlandaskan Pancasila.
Komjen Pol Budi Maryoto pun menjelaskan Pancasila memang menjadi perekat bagi keberagaman suku dan agama di Indonesia, sehingga seluruh elemen negara, baik pemerintah maupun masyarakat, terus berupaya menjaga nilai-nilai toleransi yang sesuai dengan lima ideologi dasar tersebut.
Selain itu, Mgr Ayuso juga menekankan pentingnya Dokumen tentang Persaudaraan Manusia bagi Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama, atau Deklarasi Abu Dhabi, yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Ahmad Al Tayyeb pada 4 Februari lalu.
Dokumen berisi 12 poin penting tentang persaudaraan manusia itu diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam menyebarluaskan nilai-nilai toleransi antar umat beragama.
Selain bertemu pejabat Vatikan, delegasi Baintelkam Polri juga mengunjungi Basilika Santo Petrus, didampingi seorang WNI yang juga merupakan pejabat Vatikan, Romo Markus. Mereka juga menghadiri jamuan makan malam yang diselenggarakan oleh KBRI Vatikan.
Sebelumnya, KBRI Vatikan telah beberapa kali menyelenggarakan dialog antaragama demi mempromosikan toleransi sesama manusia dan menegaskan peran Indonesia sebagai negara yang damai dan beragam.
Pada 2018 lalu, dialog tersebut digelar di Vatikan, sementara pada 2017, acara serupa diadakan di Napoli, Italia.
Baca juga: Utusan Presiden Indonesia-PCID : Bahas Islam Wasatiyyah di Vatikan
Baca juga: Menteri Susi Pudjiastuti bertemu Paus Fransiskus di Vatikan
Baca juga: Kedutaan Besar Indonesia di Vatikan gelar dialog antar agama
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019
