Kita masuk ke tempat-tempat yang belum berkembang yang nelayan tidak ada akses ke teknologi
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman akan mengembangkan layanan aplikasi Fish-On di lima daerah lain di Indonesia yang membantu nelayan dalam meningkatkan jumlah tangkapan ikan.

"Kita masuk ke tempat-tempat yang belum berkembang yang nelayan tidak ada akses ke teknologi," ujar Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko Maritim Purbaya Yudhi Sadewa usai menghadiri penandatanganan MoU di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis.

Lima daerah yang akan disasar Kemenko Maritim adalah Lampung, Banten, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Karawang, dan Jawa bagian timur. Baru satu daerah yang sudah menjajal aplikasi ini yakni di Sukabumi, Jawa Barat.

Aplikasi Fish-On ini dianggap berhasil oleh Purbaya. Melihat dari jumlah tangkapan ikan di Sukabumi, yang notabene menjadi proyek percontohan, melonjak signifikan hingga 50 persen.

Nelayan yang awalnya menggunakan insting saat melaut, kini dengan aplikasi Fish-On yang bisa mendeteksi keberadaan ikan, mampu mendapat tangkapan hingga 150 kilogram dalam dua hari melaut.

"Saya suruh anak buah saya ikut mancing sama nelayan di Sukabumi, dan hasilnya dalam dua hari mereka mampu mendapat 150 kilogram," kata dia.

Cara kerja aplikasi tersebut nelayan bisa mengetahui titik di mana ikan berada. Selanjutnya nelayan bisa menuju titik berkumpulnya ikan dengan panduan dari aplikasi.

"Kan selama ini mereka pake jaring yang kecil-kecil dan tidak tahu posisi ikan di mana. Hitungan saya kalau dikasih teknologi, enggak perlu pakai jaring-jaring yang kecil-kecil tapi bisa dapat ikan yang besar dan pasti. Jadi lebih efektif waktu," katanya.

Meski begitu, terdapat sejumlah kendala yang mesti diselesaikan seperti terbatasnya akses teknologi dan jaringan sinyal saat di berada di tengah laut.

Untuk akses teknologi, pemerintah akan memberikan pinjaman berupa Smartphone kepada nelayan dengan menggandeng perbankan dan memaksimalkan CSR. Sementara untuk sinyal harus berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

"Memang nelayan masih banyak yang nggak ngerti teknologi, nah kita Training dulu. Terus takutnya ada juga yang dikasih handphone, tapi handphonenya dijual, jadi kita cari cara mengatasi itu," kata dia.

Di sisi lain, Kemenko Kemaritiman juga akan menggandeng Hipmi dan Kadin dalam menyiapkan market bagi para nelayan. Dengan begitu, para nelayan memiliki jaminan bahwa tangkapan ikan mereka akan diserap oleh pasar.

"Handphone nanti dikasih nantinya, tapi kan kalau udah muter akses pasarnya udah jelas. Kita kerja sama dengan Hipmi dan Kadin untuk membuka gerai-gerai ikan. Nanti akan diserap Transmart, mereka menjadi penyalur. Pasar jadi terbuka," kata dia.

Baca juga: KKP-XL Axiata luncurkan Aplikasi Laut Nusantara
Baca juga: Kiara: belum semua nelayan pakai aplikasi laut nusantara

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019