Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 menyiapkan dana Rp10 miliar untuk beasiswa bagi 10 ribu pelajar dari keluarga miskin dalam upaya meningkatkan akses pendidikan dan kualitas sumber daya manusia.

"Beasiswa itu disiapkan agar tidak ada anak yang putus sekolah," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Kamis.

"Kami sudah siapkan beasiswa, jadi silakan yang memang benar-benar miskin, segera mendaftar," ia menambahkan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Jumeri mengatakan bahwa pemerintah provinsi menyiapkan anggaran untuk memberikan beasiswa kepada 10 ribu siswa miskin di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB) negeri maupun swasta.

Perinciannya, 1.000 beasiswa akan diberikan untuk siswa SLB, 4.000 beasiswa untuk siswa SMA, serta 5.000 beasiswa untuk siswa SMK.

"Tiap anak akan mendapatkan beasiswa Rp1 juta per tahun," katanya.

Selain beasiswa dalam program Bantuan Siswa Miskin (BSM), Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjalankan program bantuan lain seperti Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) untuk sekolah negeri dan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) untuk sekolah swasta.

"Ada pula program beasiswa dari Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Jateng. Itu jumlahnya justru lebih besar dari BSM yakni Rp2,4 juta per anak per tahun," ujarnya.

"Beasiswa-beasiswa itu untuk semua siswa, baik sekolah negeri maupun swasta. Jadi yang saat kemarin PPDB banyak orang tua mengeluh tidak bisa menyekolahkan anaknya ke swasta karena tidak kebagian sekolah negeri, bisa mengajukan beasiswa itu," katanya.

Syarat untuk mendapatkan beasiswa dari program BSM, Bosda, BOP dan UPZ, ia menjelaskan, pelajar tersebut benar-benar berasal dari keluarga miskin dan tidak menerima bantuan lain, termasuk bantuan dalam program Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau Program Keluarga Harapan (PKH).

Siswa yang ingin mendapat beasiswa bisa melapor ke sekolah, yang akan mendaftarkan siswa miskin menjadi calon penerima beasiswa ke dinas terkait.

"Jadi kami serahkan ke sekolah untuk mendata dan mengajukan. Silakan secepatnya mengajukan, setelah diverifikasi, maka bantuan akan segera disalurkan. Pihak sekolah juga harus jeli, jangan sampai yang diajukan adalah siswa kelas IX, karena dikhawatirkan setelah SK turun, si anak sudah lulus," katanya.

Menurut dia, verifikasi data penerima beasiswa sangat penting untuk memastikan penyaluran beasiswa tepat sasaran.

"Jadi tidak boleh satu anak dapat dobel beasiswa, ini untuk pemerataan," ujarnya.

Jumeri mengatakan bahwa pemerintah provinsi menyediakan banyak program beasiswa, namun dia mengakui program-program tersebut belum bisa mencakup seluruh siswa dari keluarga miskin di Jawa Tengah.

Baca juga:
Kemenristekdikti sediakan 1.000 beasiswa untuk disabilitas ke PTN
Kominfo sediakan 450 beasiswa pelatihan talenta digital di UGM
 

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019