situs tersebut berasal dari masa kerajaan Majapahit akhir
Sidoarjo (ANTARA) - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim menyatakan, Situs Watesari di Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo, bisa dijadikan wisata purbakala karena telah memenuhi kriteria sebagai cagar budaya berdasarkan UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Kepala BPCB Jatim, Andi Muhammad Said di Sidoarjo, Jatim, Kamis mengatakan setelah ditetapkan dan didaftarkan, nantinya situs tersebut dapat dikelola oleh warga.

"Situs tersebut sudah didaftarkan ke Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo," katanya.

Ia menjelaskan, nantinya situs tersebut dapat dimanfaatkan oleh warga dan dijadikan sebagai wisata purbakala di kawasan Balongbendo, Sidoarjo.

"Akan tetapi yang perlu diingat pemanfaatan yang dilakukan harus benar dan berwawasan pelestarian sehingga tidak hancur cagar budaya tersebut," ujarnya.

Ia memperkirakan situs tersebut berasal dari masa kerajaan Majapahit akhir.

"Kalau dilihat dari berbagai temuannya mengarah ke masa tersebut. Tapi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut," katanya.

Di sisi lain, arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho menjelaskan secara umum situs tersebut berada di area lahan persawahan dan berada di dekat Punden Mbah Sukirman.

"Hasil dari ekskavasi kami menemukan temuan berupa tembikar dan porselen yang berbentuk mangkuk, kendi, vas, dan tempayan. Dan fragmen tersebut berasal dari masa Dinasti Ming yaitu abad 14 - 17 Masehi dan Vietnam dari masa 14 - 15 Masehi yang serupa dengan temuan di Situs Trowulan," katanya.

Menurutnya, struktur pondasi situs tersebut berbentuk persegi dengan ukuran panjang nya 18 meter, dan lebar 7 meter. Dan arah situs menghadap ke arah timur.

Selain itu dari hasil ekskavasi diduga bangunan situs merupakan pendopo karena tak ditemukan adanya fragmen genteng sehingga diduga atap bangunan situs terbuat dari atap sirap atau ijuk.

"Dari level ketinggian struktur pondasi relatif sama dan diduga bangunan dinding terbuka. Atau bisa saja bangunan dinding tertutup menggunakan bahan kayu atau organik," katanya.

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019