Jakarta (ANTARA) - Lembaga Anti-Narkoba (LAN) mengatakan penyuluhan-penyuluhan antinarkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa di Indonesia saat ini masih sangat minim dilaksanakan.

“Saat ini penyuluhan di sekolah-sekolah masih sedikit sekali, di beberapa sekolah saya cek belum pernah ada, yang sudah ada pun hanya dilakukan setahun sekali pada saat penerimaan siswa atau mahasiswa baru saja,” kata Ketua Umum LAN Ibrahim Saehaia, di Bandung, saat dihubungi Antara, Kamis.

Baca juga: LAN tawarkan program rehab narkoba khusus artis

Ibrahim mengatakan, beberapa sekolah yang sudah pernah melaksanakan penyuluhan antinarkoba pun tidak memonitoring dampak kelanjutan dari penyuluhan tersebut.

Padahal, kata dia, penyuluhan adalah hal yang terdengar sepele namun sangat penting untuk dilakukan dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba.

“Dalam pemberantasan narkoba ada tiga hal, kalau LAN sendiri ada upaya pencegahan, rehabilitasi, dan reaksi cepat (penyergapan). Nah, yang paling penting sebenarnya adalah upaya pencegahan sejak dini,” ujar Ibrahim.

Selain itu, Ibrahim mengatakan salah satu masalah besar di Indonesia adalah sebagian besar masyarakatnya belum “melek” narkoba.

“Kita sudah banyak menjumpai seruan-seruan antinarkoba di televisi, radio, media sosial, di mana-mana ada, tapi ironisnya masyarakat sendiri sebetulnya belum tahu narkoba itu seperti apa,” tambah dia.

Ibrahim berharap ke depan masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan tidak hanya dengan upaya kerja sama antarpemerintah, lembaga atau organisasi antinarkoba, dan TNI-Polri saja, tapi juga seluruh masyarakat Indonesia.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk siap bersama-sama menjadi jurkam (juru kampanye) antinarkoba,” kata Ibrahim.

Untuk diketahui, saat ini LAN bekerjasama dengan berbagai lembaga dan organisasi antinarkoba di Indonesia termasuk BNN.

Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019