Tokyo (ANTARA) - Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Jumat pagi, setelah jajak pendapat Reuters menunjukkan pertumbuhan ekonomi global kemungkinan akan melambat lebih lanjut di tengah perang perdagangan AS-China, meskipun penurunan dibatasi oleh ketegangan di Timur Tengah.

Minyak mentah berjangka Brent turun 24 sen atau 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 63,15 dolar AS per barel pada pukul 00.49 GMT (07.49 WIB). Patokan global Brent naik 0,3 persen di sesi sebelumnya.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun tipis lima sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 55,97 dolar AS per barel, setelah naik 0,25 persen semalam.

Pertumbuhan ekonomi global berisiko melemah semakin dalam, meskipun ada ekspektasi bahwa bank-bank sentral utama akan menurunkan suku bunga atau melonggarkan kebijakan lebih lanjut, menurut jajak pendapat Reuters terhadap lebih dari 500 ekonom yang tetap khawatir tentang perang dagang AS-China.

Pesimisme meningkat dari jajak pendapat terbaru yang diambil 1-24 Juli, yang menunjukkan prospek pertumbuhan hampir 90 persen dari lebih 45 negara yang disurvei diturunkan atau dibiarkan tidak berubah. Itu diterapkan tidak hanya untuk tahun ini tetapi juga untuk 2020.

Sementara kekhawatiran atas pertikaian pasokan Timur Tengah telah menyebabkan lonjakan harga baru-baru ini, minyak secara umum berada di bawah tekanan dari kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global di tengah tanda-tanda bahaya dari perang perdagangan China-AS yang bergolak selama setahun terakhir.


"Taruhan bullish akan disandera oleh prospek pertumbuhan global yang basah," kata Stephen Innes, managing partner di Vanguard Markets.

Seminggu setelah Iran menyita tanker berbendera Inggris di Teluk, Inggris telah mengirim kapal perang untuk menemani semua kapal berbendera Inggris melalui Selat Hormuz, perubahan kebijakan yang diumumkan pada Kamis (25/7/2019) setelah pemerintah sebelumnya mengatakan tidak memiliki sumber daya untuk melakukan itu.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan dalam sebuah wawancara televisi pada Kamis (25/7/2019) bahwa ia akan pergi ke Iran untuk melakukan pembicaraan jika perlu, di tengah ketegangan antara Teheran dan Washington.


Baca juga: Harga minyak di Asia naik tipis, setelah sempat jatuh
Baca juga: Minyak naik di Asia dipicu penurunan stok AS, ketegangan Timur Tengah

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019