Denpasar (ANTARA) - Ratusan lukisan cat air hasil karya para seniman dari berbagai negara akan ditampilkan dalam pameran bertajuk "@rtquarelle" di Gedung AB-BC/Art Bali, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali , pada 1-7 Agustus 2019.

"Karya-karya cat air tersebut merupakan pemenang dan finalis lukisan cat air Tahun 2019 yang diselenggarakan International Watercolor Society (IWS). Kompetisi ini ini diikuti para seniman dari puluhan negara di dunia," kata Ketua IWS Indonesia Agus Budiyanto, di Denpasar, Jumat.

Melalui kompetisi perdana ini diharapkan Indonesia menjadi lebih diperhitungkan di dalam kancah pergaulan seni lukis cat air di dunia.

"Dalam kompetisi memang tidak membatasi ruang gerak seniman, kecuali membaginya di dalam dua kelompok besar, yaitu figurative/representational dan non-figurative/non-representational," ujarnya.

Hasilnya, lanjut Agus, tentu sangat menarik karena memberi wawasan luas tentang perkembangan seni lukis cat air di berbagai negara di Asia maupun negara-negara di benua lainnya, serta praktik berkesenian yang tengah berlaku.

"Dengan penyelenggaraan kompetisi cat air antarbangsa ini, IWS membubuhkan Indonesia sebagai satu titik penting dalam percaturan seni budaya internasional, dan semakin mengokohkan posturnya sebagai kawasan yang subur kreatitivtas ke dalam peta cat air dunia," ucap Agus.

Untuk memilih pemenang kompetisi, sebelumnya telah dibentuk dewan juri terdiri dari lima pakar dengan diketuai Srihadi Sudarsono, seorang pelukis terkemuka Indonesia. Empat anggotanya adalah Atanur Dogan (pendiri dan President IWS Globe, Turkey/Canada), Liu Yi (pelukis senior cat-air China), Ong Kim Seng (pelukis cat-air senior dari Singapura) dan John Cogley (pemilik perusahaan cat-air Daniel Smith, USA).

Pada tahap awal kompetisi, sebanyak 986 karya peserta dari 73 negara diperiksa dan dipilah oleh dua orang kurator IWS, yaitu Eddy Soetriyono dan Efix Mulyadi. Tahap penyisihan ini menghasilkan 312 (jumlah karya) yang diserahkan kepada juri tahap akhir.

Adapun para pemenang kompetisi yang sekaligus merupakan peserta utama pameran "@rtquarelle" yakni untuk Pemenang Kategori Figurative / Representational sebagai juara I Viktoria Prischedko, Jerman (dengan judul lukisan Autumn), Juara II Youmee Park, Korea Selatan (Romance of Beautiful Light) dan Juara III diraih Ngurah Darma, Indonesia (Balinese Girl).

Sementara itu, untuk Kategori Non-Figurative/Non-Representational sebagai Juara I diraih Besnik Xhemaili dari Kosovo (Garden), Juara II Hisako Ohkochi, Jepang (Water Side) dan Juara III diraih Umi Haksami, Indonesia (Beyond the Horizon #2)

"Terkait dengan pameran @rtquarelle, akan menampilkan banyak ragam dan kecenderungan tema, gagasan, objek garapan, motif, maupun pencapaian teknik di dalam seni lukis cat air dewasa ini," kata Agus.

Melengkapi karya pemenang dan finalis pada pameran ini, para juri juga ikut menampilkan lukisan mereka di dalam gaya khas masing-masing.

"International Watercolour Society (IWS)" sendiri merupakan sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada Januari 2012 oleh Atanur Dogan, seniman asal Kanada & Turkey, dengan tujuan untuk mewujudkan cinta dan perdamaian global melalui seni sebagai bahasa universal dan menjalin persahabatan dengan pelukis cat air di seluruh dunia dan mempromosikan cat air, teknik melukis tertua dan paling berakar di dunia.

Organisasi ini dengan cepat menjadi organisasi paling besar dalam sejarah cat air. IWS pusat berada di Teos, Seferihisar, Turkey. Festival IWS pertama berlangsung di Teos pada Juni 2012 dengan partisipasi dari 650 seniman dan ratusan pecinta seni dengan cara simbolis, seniman yang memegang obor memanjat tembok kota kuno.

Festival IWS kedua adalah Festival Watercolor Mediterania pada Juni 2013, menyampaikan sebuah pesan damai dari kota yang sama. Festival IWS ketiga diadakan pada Mei 2014 di Cappadocia-Turkey.

Festival IWS keempat diadakan pada Mei 2015 di GanziatepTurkey dan selanjutnya akan diadakan di negara anggota lainnya yang terpilih. Sejak didirikannya pada 2012 IWS saat ini sudah bergabung sekitar 100 negara anggota IWS.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019