Makassar (ANTARA News) - Sedikitnya seribu jamaah tarikat Khalwatiah Samman di Patte`ne, Desa Temmappaduae, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan haul (wafatnya) ke-42 Syekh Muhammad Saleh Puang Turu (1862-1967 M), salah seorang penyebar tarikat tersebut di Sulsel. Peringatan maulid yang dirangkaikan haul Syekh Puang Turu itu pada Jumat, berlangsung meriah karena pengikut tarikat itu berdatangan bukan hanya dari Sulsel, namun juga dari daerah lainnya di Indonesia bahkan dari negara tetangga, Malaysia. "Ini sudah menjadi agenda tahunan yang dilaksanakan secara turun-temurun oleh pengikut Khalwatiah Samman, dipimpin syekh yang menjadi guru tarikat," ujar Rabiah, salah seorang warga Patte`ne yang juga penganut tarikat Syekh Muhammad Saleh Puang Turu, salah satu penyebar Tarikat Khalwatiah Samman yang wafat pada 20 Rabiul Awal 1387 H bertepatan dengan 28 Juli 1967. Sementara itu, Syekh Tarikat (Pemimpin tarikat) yang dikenal dengan nama Puang Lompo (As Syekh Al Kabir) memiliki peranan penting dalam penyebaran ajaran ini di Sulsel, bahkan di bawah kepemimpinannya, tarikat ini kemudian diakui secara resmi sebagai tarikat mu`tabarah di Indonesia. Warga Patte`ne yang berbaur dengan pendatang yang sama-sama menganut tarikat Khalwatiah, sebelum hari H umumnya menyiapkan ember yang berisi aneka lauk-pauk dan buah-buahan serta telur hias. "Setelah semuanya siap, barulah dibawa ke masjid atau rumah Puang Lompo kemudian digelar dzikir bersama dan membaca barzanji sebelum barang bawaan itu dibagi-bagikan kepada jamaah," jelas Nuraeni, warga Patte`ne lainnya. Suatu keunikan pada peringatan maulid tersebut, karena seluruh jamaah Khalwatiah dapat berkumpul bersama dan bersilaturrahmi dengan guru tarikatnya yang merupakan suatu momen yang sangat langka. Sesaat sebelum salat Jumat setelah acara dzikir dilaksanakan, seluruh jamaah yang jumlahnya mencapai ribuan orang itu berlomba-lomba menjabat tangan Puang Lompo bahkan ada yang minta didoakan secara khusus agar diberi kesehatan dan rejeki. Momen Maudu Lompoa (Maulid besar) ini tidak hanya dikenal di Patte`ne, namun juga di Cikoang, Kabupaten Takalar. Hanya saja peringatan maulid di Cikoang lebih sarat nilai budaya dan histori, sedangkan Maudu Lompoa di Patte`ne lebih sarat ke nilai ajaran agama Islam. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008