... membutuhkan oposisi yang kuat sebagai pengontrol jalannya pemerintah yang berkuasa...
Purwokerto (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Luthfi Makhasin mengingatkan pentingnya keberadaan oposisi sebagai pengontrol jalannya pemerintahan.

"Negara membutuhkan oposisi yang kuat sebagai pengontrol jalannya pemerintah yang berkuasa. Tanpa ada oposisi yang konstruktif dan memadai maka politik kita jadi kurang menarik lagi," katanya, di Purwokerto, Jumat.

Kendati demikian, dia berkata, pertemuan antara Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dan Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, belum tentu mengarah kepada perubahan konstelasi koalisi. "Terlalu jauh kalau kita simpulkan pertemuan tersebut mengarah kepada kemungkinan adanya perubahan konstelasi koalisi," katanya.

Juga baca: Aboebakar: PKS akan jadi oposisi bermartabat

Juga baca: ICMI : oposisi wajar dalam demokrasi tapi jangan terlalu kuat

Juga baca: Pengamat sebut kemungkinan terbentuknya oposisi konsensus

Menurut dia, pertemuan dua tokoh itu baru membuktikan bahwa rekonsiliasi pascapilpres telah terwujud. "Pertemuan itu bagus untuk membuktikan bahwa rekonsiliasi pascapilpres sudah terjadi, namun masih terlalu dini jika mengatakan pertemuan tersebut sebagai bagian dari perubahan konstelasi koalisi," katanya.

Sebelumnya, pengamat politik lain dari Universitas Jenderal Soedirman, Ahmad Sabiq, berkata, oposisi berperan penting sebagai kekuatan penyeimbang dan pengontrol jalannya penyelenggaraan pemerintahan.

Oposisi, kata dia, "Bukan pula dengan terus mencari-cari cara untuk menjatuhkan pemerintah. Bila kebijakan yang diambil oleh pemerintah sudah benar, pihak oposisi tidak selayaknya mengganjal. Malahan harus mendukung dan mengawal agar kebijakan tersebut dijalankan juga dengan cara yang benar."

Peran oposisi merupakan peran yang terhormat dan juga mulia. "Penyelenggaraan pemerintahan memerlukan kontrol dari oposisi yang kekuatannya memadai, karena itu, koalisi yang sudah dibangun sebelum pilpres mestinya terus berlanjut pascapilpres. Partai-partai pengusung capres yang kalah jika menjadi oposisi akan memiliki peran yang terhormat dan mulia," katanya.

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019