Jakarta (ANTARA) - Sebagai manusia, Anda butuh tidur. Idealnya Anda perlu sekitar delapan jam dalam semalam untuk terpejam dan mengistirahatkan badan.

Namun, mengapa sebuah laporan terbaru menunjukkan bahwa makin banyak orang, seperti di Amerika Serikat, dalam beberapa tahun terakhir semakin kurang tidur?

Ada beberapa alasan di balik itu, salah satunya adalah kemajuan teknologi dan media sosial yang membuat mata terpaku pada layar bahkan ketika sudah berada di tempat tidur.

Padahal, tidur itu penting bagi manusia. Tidur, pada dasarnya bertindak sebagai pit-stop untuk mengisi ulang tenaga dan istirahat, demikian seperti dilansir Medical Daily.

Saat tidur, otak akan membersihkan memori-memori buruk, hormon pertumbuhan meningkat, dan sistem tubuh pun memperbaiki diri untuk memastikan Anda siap beraktivitas keesokan harinya.

Baca juga: Gangguan tidur setara 215 hari percepatan usia

Pertanyaannya berapa lama tidur yang benar-benar dibutuhkan untuk tidak mengganggu proses itu?

National Sleep Foundation pada 2015 merekomendasikan setidaknya antara tujuh hingga sembilan jam untuk tidur terutama untuk mereka yang berusia 18-64 tahun.

Rekomendasi itu dibuat berdasarkan ribuan makalah penelitian yang diterbitkan yang mempelajari hubungan tidur dan kesehatan.

Ketika Anda tidak dapat tidur selama waktu yang direkomendasikan itu, maka ada potensi masalah kesehatan muncul. Misalnya, mereka yang tidur kurang dari tujuh jam memiliki risiko lebih tinggi terkena obesitas, diabetes, atau bahkan penyakit kardiovaskular.

Baca juga: Viral Andien tidur dengan mulut diplester, bahayakah?

Selain itu, kurang tidur akan membatasi jumlah sel yang akan melawan kanker dalam tubuh Anda.

Namun, terlalu banyak tidur juga buruk, karena bisa menjadi tanda depresi dan kondisi lain.

Saat ini para peneliti masih belum tahu apakah memecah siklus tidur selama tujuh jam memiliki manfaat yang sama. Pada akhirnya, apa yang mereka rekomendasikan adalah tidur sebanyak mungkin, terutama jika hari itu melelahkan.

Baca juga: Manfaat es batu, tingkatkan kualitas tidur juga atasi PMS

Penerjemah: Heppy Ratna Sari
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019