Gwangju (ANTARA) - Suatu lantai atas kelab malam ambruk dan menimpa orang-orang yang sedang bersuka ria di Korea Selatan pada Sabtu, menewaskan dua korban dan mencederai sejumlah lainnya termasuk para atlet asing yang sedang mengikuti kejuaraan dunia Aquatik, kata petugas penyelamat dan saksi mata.

Lantai kelab malam Coyote Ugly di kota Gwangju itu runtuh pada pukul 02.30 dini hari waktu setempat, menimpa orang-orang di lantai bawah dan sedikitnya 10 orang terluka, kata petugas penyelamat.

Dua korban jiwa dalam kejadian itu adalah warga Korea Selatan.

Warga Selandia Baru yang mengenakan kaos sebagai kapten polo air Matt Small mengatakan dia sedang berada di teras lantai dua ketika lantai itu runtuh.

"Kami sedang berdansa dan beberapa menit kemudian kami jatuh," katanya kepada radio Selandia Baru, Radio Sport.

"Kami jatuh ke atas kepala-kepala orang lain yang berada di bawah kami."

Kim Youn-don, kepala pemadam kebakaran pos Seobu, Gwangju dalam penjelasan singkat mengatakan pada saat kejadian terdapat 370 orang di kelab tersebut.

"Kami mengira lantai dua itu... ambruk karena terlalu banyak orang di sana," katanya.

"Lantai dua ruangnya kecil, tidak bisa untuk orang banyak begitu."

Gwangju, sekitar 330 kilometer di selatan ibu kota Seoul, menjadi tuan rumah kejuaraan dunia aquatik meliputi berenang, polo air dan selam yang akan berakhir pada Minggu.

Pihak penyelenggara mengatakan delapan atlet asing terluka, tujuh mengalami luka ringan dan seorang masih di rumah sakit untuk perawatan luka pada kakinya.

Tiga atlet yang mengalami cedera dari Amerika Serikat, dua dari Selandia Baru dan masing-masing seorang dari Italia, Belanda, serta Brazil, menurut kantor berita Korea Selatan, Yonhap.

Kecuali atlet Brazil, semuanya mereka adalah atlet polo air.

Petugas kepolisian Gwangju mengatakan kepada Reuters, dua pemilik bersama dan dua pekerja kelab sudah diperiksa mengenai kemungkinan pemugaran dan penambahan bangunan kelab malam tanpa izin.

Menakutkan

Petugas polo air Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat membenarkan bahwa anggota mereka sedang berada di tempat tersebut pada saat kejadian.

Turnamen polo air putri telah selesai pada Jumat dengan hasil Amerika Serikat mengalahkan Spanyol pada final dan Australia mengalahkan Hongaria untuk memperebutkan medali perunggu.

Christopher Ramsey, CEO polo air Amerika Serikat (USAWP) mengatakan bahwa kejadian itu merupakan tragedi yang mengerikan.

"Para pemain kami sedang merayakan kemenangan tim putri ketika lantainya runtuh," kata Ramsey.

"Kami ikut berduka untuk korban dan keluarganya."

USAWP mengatakan, anggota tim putri Kaleigh Gillchris terluka kakinya dan dioperasi di rumah sakit Gwangju sedangkan Paige Hauschild dan Johnny Hooper mendapat jahitan dan Ben Hallock mengalami goresan.

Tim polo air Australia mengatakan sebagian pemainnya juga berada di kelab itu tetapi tidak ada yang cedera, kapten tim putri Rowie Webster mengatakan bahwa dia ikut terjatuh dari lantai dua.

"Lumayan takut," katanya.

Penyelenggara FINA mengatakan "sangat menyesalkan keadaan tersebut dan mengirimkan doa terbaik bagi para korban."

"FINA memantau dengan hati hati keadaan tersebut dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan pelayanan kesehatan dan meyediakan bantuan yang diperlukan," demikian dinyatakan.

Keamanan umum merupakan masalah yang peka bagi Korea Selatan sejak kejadian kapal feri Sewo yang tenggelam pada 2014 dan menewaskan 304 penumpang yang kebanyakan adalah murid sekolah.

Pemerintahan Presiden Moon Ja-in menciptakan sistem nasional untuk mencegah kecelakaan dan suatu prioritas penanggulangan bencana, namun ada sejumlah kecelakaan sejak Moon menduduki jabatan.

Pada Desember 2017, sebanyak 29 orang terbunuh dan 40 orang cedera dalam kebakaran yang terjadi di pusat kebugaran di kota Jencheon. Sebulan kemudian 45 orang meninggal dan 147 lainnya terluka dalam kebakaran di rumah sakit di Miryang.

Sumber : Reuters

Baca juga: Pesona Nami Island pada musim panas Korea

 

Penerjemah: Maria D Andriana
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019