Klungkung (ANTARA) - Kerajinan berbahan dasar kayu, yang dikelola oleh I Nyoman Subawa asal Desa Getakan, Banjarangkan, Klungkung kerap mendapat pesanan berupa sendok, garpu dan alat - alat dapur, dari pengepul mancanegara, yang berasal dari Jepang, Australia dan Jerman.

"kita kan berdirinya dari 2003, kalau pengembangan dari produksinya sendiri, dari dulu hingga saat ini semakin meningkat, dan lebih banyak orderannya dari Jepang, yang mayoritas memesan sendok dan garpu untuk dijual kembali disana," kata Pengelola sekaligus pengrajin Kayu, I Nyoman Subawa, Minggu.

Ia mengatakan jumlah pengepul dari masing - masing negara yang memesan produknya berasal dari perusahaan yang memiliki beberapa cabang toko. Salah satu nya pembeli asal Jepang, yang secara rutin memesan kerajinan berbahan kayu dari Nyoman Subawa, untuk diedarkan di 30 cabang pusat perbelanjaan yang dimiliki pembelinya tersebut.

Berawal dari saran yang diterima Nyoman untuk membuat sebuah kerajinan berbahan kayu, agar dapat digunakan dalam kehidupan sehari - hari. Selama satu tahun, Nyoman bersama enam pengrajin lainnya mencoba mengkreasikan bentuk sendok dan garpu, hingga mulai memasarkan.

Dari hasil pemasaran kerajinan berbahan kayu ini, yang diterimanya pada tahun pertama, mendapatkan respon positif sehingga pemesanan mulai meningkat hingga saat ini.

"Dari awal memang ada saran dari temen, yang minta untuk coba - coba bikin kerajinan dari kayu, jadi sendok dan garpu, hingga akhirnya disambungkan ke Jepang dan bisa ternyata bisa berkembang, bahkan permintaannya semakin bertambah," katanya.

Pihaknya menuturkan bahwa kerajinan berbahan kayu ini, berasal dari kayu Jati, Kayu Mahoni dan Kayu Sawo. Beragam jenis kayu tersebut diperolehnya dari pusat produksi kayu asal Jawa, dan juga ada yang berasal dari Bali.

Harga yang dipasarkan oleh Nyoman, persatuan barangnya seharga Rp10.000 hingga Rp25.000, dilihat dari besar kecilnya ukuran. Apabila terdapat permintaan yang khusus, akan dikenai harga yang berbeda.

"Jadi, pembelinya itu kan berupa satu pengepul, satu pihak yg sama, negara lain juga sama, biasanya barang yang di pesan dari sini akan di masukkan ke pusat perbelanjaan yang mereka punya, dan harga yang mereka jual di negara nya itu berbeda dan tergantung dari mereka mau patok berapa, ya tentu meningkat," ujar Nyoman.

Ia juga menambahkan lama pengiriman pesanan kerajinan sendok dan garpu berbahan kayu ini dilalui nya, melalui dua jalur, yaitu udara dan laut. Untuk pengiriman melalui jalur udara membutuhkan waktu sehari, sedangkan jika menggunakan jalur laut menggunakan truk kontainer akan sampai sekitar 20 hari.

Dalam hal ini, tidak ada perbedaan harga pemasaran yang dilakukan Nyoman ke setiap negara yang ingin memesan produk alat - alat dapur tersebut. Jumlah produk yang dikirim bervariasi, mulai dari 100 pcs, hingga 20 Ribu pcs.

"Berapa jumlah yang dikirim ya bervariasi tergantung jenis barangnya jadi kalau sendok saja sekitar 20 ribuan, jalan produksi sudah kita setting sendok garpu saja, untuk piring dan mangkok sama alat - alat dapur lainnya hanya sebagai penambahan saja, dan harga nya juga berbeda," kata Nyoman Subawa.

Untuk pemesanan ke Jepang, intensitasnya lebih sering dibandingkan dengan pengiriman dengan tujuan Australia dan Jerman. Dengan tujuan Jepang sendiri, pihak nya mengaku mengirim setiap satu minggu sekali. Sedangkan untuk tujuan Australia dan Jerman, setiap tiga hingga empat bulan sekali.

Dengan begitu, pihaknya berharap agar produknya dapat terus dipesan, sehingga dapat dikenal dengan lebih banyak oleh pengepul asing dari negara - negara lainnya.

Baca juga: Rapimnas HIMKI bahas hambatan industri mebel dan kerajinan nasional

Baca juga: UKM Yogyakarta unggulkan kerajinan berbahan kayu jati

Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019