Jakarta (ANTARA News) - Setelah memeriksa seluruh sampel susu formula untuk bayi yang beredar di pasaran, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan bahwa semua susu formula bayi di pasaran bebas dari cemaran bakteri. Kepala BPOM Husniah Rubiana Thamrin Akib di Jakarta, Rabu, menjelaskan pihaknya telah melakukan pemeriksaan mikrobiologi terhadap 96 sampel susu formula bayi yang mewakili seluruh merek yang terdaftar di BPOM dan hasilnya negatif, semuanya tidak tercemar Enterobacter sakazakii. Husniah menjelaskan, karena komite Codex Allimentarius WHO-FAO belum menetapkan metode standar untuk memeriksa cemaran Enterobacter sakazakii pada susu formula bayi maka pihaknya menggunakan metode pemeriksaan yang direkomendasikan BPOM Amerika Serikat (US-FDA) dan ISO/TS 22964:2006. "Pemeriksaan cemaran bakteri pathogen lain seperti salmonella, sigela, coliform dan bakteri penyebab tipus juga dilakukan dan hasilnya semua negatif," katanya. BPOM, kata dia, juga memeriksa keberadaan cemaran bahan kimia, jamur dan logam berat pada semua sampel susu formula bayi tersebut dan hasilnya negatif, dengan kata lain semua susu itu juga bebas dari bahan pencemar tersebut. "Biaya pemeriksaan sampel susu formula ini cukup mahal, Rp1,5 juta per merek," tambahnya. Tentang Enterobacter Sakazakii Enterobacter sakazakii adalah salah satu jenis bakteri pathogen baru yang bisa mencemari makanan dan antara lain menyebabkan diare dan meningitis pada bayi baru lahir, khusus bayi yang lahir prematur yang sistem kekebalan tubuhnya lemah. Namun menurut Prof. Pratiwi Sudarmono dari Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bakteri yang bisa mengkontaminasi produk susu selama proses produksi hingga konsumsi tersebut hanya menyerang dalam kondisi spesifik tertentu. "Hanya bisa mewabah pada bayi-bayi dalam kondisi sakit atau sangat lemah, biasanya di unit perawatan intensif bayi rumah sakit. Hampir tidak pernah terjadi di area publik lain," katanya. Di Indonesia sendiri, menurut dia, hingga saat ini belum dilaporkan adanya kasus kesakitan pada bayi yang terkait dengan infeksi Enterobacter sakazakii. Di lain pihak, karena dinilai membahayakan kesehatan bayi, tahun 2004 pakar WHO dan FAO mengadakan pertemuan khusus untuk membahas kontaminasi Enterobacter sakazakii pada susu formula bayi dan mengeluarkan sejumlah rekomendasi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008