Jakarta (ANTARA) - Penyedia jasa transportasi online Grab Indonesia dinilai sebagai perusahaan yang inovatif dalam fitur keamanan dan keselamatan dalam memberikan layanan kepada publik dan menyumbang sekitar Rp48,9 triliun terhadap ekonomi Indonesia pada 2018.

Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri, dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan, bahwa dari sisi produsen, Grab memberi manfaat ekonomi digital dengan memberi kontribusi dari pendapatan pengemudi GrabBike, GrabCar, mitra GrabFood, dan agen Kudo Individual.

Sedangkan sisi konsumen, Grab menyumbang berupa surplus konsumen untuk pelanggan GrabBike dan GrabCar di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).

Hal tersebut merupakan kesimpulan hasil dari penelitian, yang dilakukan CSIS dan Tenggara Strategic, dengan menggunakan big data yang merupakan pertama kalinya dilakukan di Asia Tenggara.

Yose menjelaskan, teknologi digital Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi landasan pembangunan ekonomi inklusif di Indonesia.

Penerima manfaat terbesar dari perkembangan ekonomi digital adalah dunia usaha, terutama UKM, dan konsumen. Untuk itu, Formulasi kebijakan terkait ekonomi digital seharusnya mempertimbangkan kesejahteraan seluruh pihak terkait agar manfaatnya bisa dirasakan secara optimal.

Saat ini, transportasi online lahir dari disrupsi teknologi yang mengubah wajah sektor transportasi dengan sangat cepat. Akibatnya, banyak ruang kosong dalam regulasi untuk mengatur sektor yang sama sekali baru.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setyadi mengatakan prioritas Kemenhub dalam meregulasi sektor transportasi online adalah aspek keamanan dan keselamatan, tarif yang terjangkau bagi masyarakat, dan ketertiban dalam tata lalu lintas secara keseluruhan.

"Yang sedang hangat belakangan ini adalah masalah tarif. Transportasi online harus diregulasi. Walaupun perkembangannya cepat sekali, pemerintah harus hadir melindungi masyarakat, baik yang bekerja sebagai pengemudi, maupun konsumen,” kata Budi.

Ia optimistis bahwa peraturan baru tidak akan merugikan pengemudi dan konsumen karena telah diperhitungkan dengan cermat.

“Pengaturan tarif ini penting untuk menjaga standar keamanan, keselamatan, dan pelayanan. Dan saya melihat Grab paling inovatif dalam masalah keamanan dan keselamatan,” ujar Budi.

Sementara itu, President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, mengatakan hasil riset yang dilakukan Tenggara Strategic membesarkan hati kami bahwa visi dan semangat kami untuk menggunakan teknologi dalam memberikan manfaat bagi masyarakat mulai terwujud, sekaligus membuka mata kami betapa ekspektasi masyarakat itu terus berkembang secara dinamis.

"Dari hasil riset ini kami mencoba mencari apa makna kehadiran kami bagi perekonomian Indonesia, termasuk masyarakat Indonesia, baik yang menjadi mitra atau konsumen. Riset ini membantu kami menentukan agenda prioritas untuk melayani Indonesia lebih baik lagi,” ujar Ridzki.

Baca juga: Grab Indonesia dapat pendanaan dari SoftBank

Baca juga: Usai bertemu Jokowi, Grab janji dukung pariwisata Indonesia

Baca juga: Grab sebut penghasilan pengemudi naik, hingga Rp7 juta/bulan

 

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2019