Apa yang sudah dilakukan Dinas Kehutanan Kalsel ini, diikuti provinsi lainnya
Banjarmasin (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengapresiasi pendirian  Pusat Pemasaran Hasil Hutan (PPHH) Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan.

Menurut Siti saat melakukan kunjungan kerja ke Banjarmasin, Senin, PPHH merupakan salah satu bukti bahwa Kalsel memiliki potensi dan inovasi pengembangan hasil hutan nonkayu yang cukup berhasil.

"Selama ini banyak yang mengatakan, kita memiliki hasil hutan, tetapi tidak pernah menunjukkan di mana potensi tersebut, di Kalsel ini sudah ditunjukkan dan bagus sekali," katanya.

Siti mengungkapkan, PPHH merupakan aktualisasi dari berbagai potensi hasil hutan di Kalsel dan upaya tersebut sangat bagus untuk diikuti oleh daerah lain.

"Saya tidak terlalu suka membicarakan potensi, karena aktualisasi jauh lebih penting, dan hal itu telah dilakukan oleh Kalsel," katanya.

Menurut Menteri, apa yang kini dilakukan oleh Dishut Kalsel, telah sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo, yang berharap potensi hasil hutan, terutama nonkayu terus dikembangkan.

Melalui PPHH, Kalsel telah menunjukkan bahwa manajemen kehutanannya telah berjalan dengan baik, terlihat dari ada upaya pengembangannya, ada pasarnya dan seluruhnya memiliki potensi ekspor.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr Siti Nurbaya Bakar didampingi Sekretaris Pemprov Kalsel Abdul Haris dan Kepala Dinas Kehutanan Kalsel meninjau Pusat Pemasaran Hasil Hutan (PPHH) Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Senin (29/7/2019). (ANTARA/Latif Thohir)


Siti Nurbaya menyebutkan, beberapa kerajinan yang mengangkat kearifan lokal, seperti kerajinan tas purun, untuk menggantikan kantong plastik, juga salah satu potensi yang besar untuk terus dikembangkan.

Bahkan, industri tas purun, bisa masuk ke pasar nasional melalui jaringan retail yang ada.

Selain purun, juga industri kerajinan lampit dan pengembangan potensi hasil hutan nonkayu lainnya, yang bisa berkembang cukup bagus dan punya potensi pasar ekspor.

"Saya ingin hasil ini diperluas dan berjalan konsisten, karena hasilnya bukan hanya sekedar faktor lingkungan tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal," katanya.

Menteri juga menyampaikan, akan melakukan hal serupa di kantor kementerian dan berharap, apa yang sudah dilakukan Dinas Kehutanan Kalsel, diikuti oleh provinsi lainnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, PPHH merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk mendorong pemasaran hasil hutan.

Menurut dia, saat ini pengelolaan dan pemasaran hasil hutan, berjalan sendiri-sendiri, sehingga tidak ada data yang pasti berapa besar penjualan berbagai hasil hutan tersebut dan berapa volumenya.

"Oleh karena itu, melalui PPHH ini, seluruh penjualan produk hasil hutan, termasuk jumlah produksinya akan terdata dengan lebih baik," katanya.

Sehingga, bila ada investor yang memerlukan berbagai produk hasil hutan tersebut dengan mudah untuk mendapatkan rekomendasi atau informasi, kemana mereka harus mencari dan berhubungan.

Selain itu, tambah dia, pemerintah juga akan lebih mudah, untuk melakukan kontrol kualitas produk, sehingga para investor yang datang yakin produk hasil hutan yang keluar Kalsel, dalam kondisi baik.

Bukan hanya itu, tambah dia, pemerintah juga akan terus membantu pengusaha, baik pengusaha besar maupun UMKM, untuk terus membenahi kualitas produk dan kemasannya.

Hanif menambahkan, ke depan, hasil hutan berupa kayu manis, akan menjadi salah satu ikon produksi hasil hutan Kalsel, yang akan terus didorong penjualannya.

"Kami akan terus mendorong produksi dan penjualan kayu manis, baru yang lainnya, seperti madu kalulut, akan menyusul," katanya.

Walaupun tambah dia, madu kalulut, kini potensi pasarnya juga sangat besar, dengan berapapun produksi yang dihasilkan peternak, selalu habis terjual.

Baca juga: Kerajinan berbahan kayu dapatkan pesanan hingga Mancanegara
Baca juga: Pemerintah diminta sederhanakan perizinan kayu bagi UMKM furnitur
Baca juga: APHI genjot ekspor tekan defisit neraca berjalan perdagangan

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019