Mekkah (ANTARA) - Para petugas haji di Mekkah melakukan evaluasi dan konsolidasi terkait layanan yang telah, sedang, dan akan diberikan kepada jamaah menjelang puncak musim haji dalam waktu dekat.

Kepala Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2019 Subhan Cholid di Misfalah, Mekkah, Senin mengatakan pihaknya melakukan evaluasi dan konsolidasi dengan para ketua sektor dan ketua seksi petugas haji di Mekkah.

“Alhamdulillah layanan akomodasi, konsumsi, transportasi, kesehatan, ibadah, dan perlindungan jamaah berjalan dengan baik,” katanya.

Ia mengatakan ada beberapa titik evaluasi yang tetap harus ditingkatkan kewaspadaannya contohnya adalah kepadatan jamaah ketika berada di Masjidil Haram karena selalu datang dalam waktu bersamaan saat waktu shalat.

Selain itu saat kedatangan pertama jamaah Indonesia di Mekkah yang sampai saat ini rata-rata perhari mencapai 5.000 orang.

“Mereka harus menyelesaikan ibadah umrah wajibnya, dengan kondisi Masjidil Haram yang sudah sangat padat seperti itu kemudian mereka kondisi yang lelah setelah perjalanan yang cukup jauh,” katanya.

Hal itu yang kemudian banyak ditemukan di lapangan jamaah yang kelelahan sehingga memerlukan perhatian khusus para petugas haji.

“Ini yang kemudian teman-teman petugas di lapangan cukup memerlukan energi lebih untuk memberikan pelayanan kepada jamaah,” katanya.

Menjelang puncak musim haji, petugas yang sebelumnya bertugas di Madinah juga akan bergerak ke Mekkah sehingga Subhan akan juga menerjunkan tim dari Madinah itu untuk memperkuat Sektor Khusus yang bertugas melayani jamaah di Masjidil Haram.

Sementara terkait dengan layanan masyair atau saat puncak musim haji, pihaknya bersama Kepala Satuan Tugas Operasi Arafah Mina Muzdalifah akan melakukan pengarahan kepada para petugas secara maraton.

“Briefing juga akan dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil sesuai dengan tugasnya masing-masing untuk mempersiapkan layanan masyair,” katanya.

Terkait dengan penambahan kuota 10.000 orang, Muassasah telah menyetujui untuk menambah tiga maktab di Mina yang semua 71 ditambah tiga dimulai dari 74-76.

“Jadi ada tambahan space untuk yang tambahan 10.000 orang itu. Tapi space yang aslinya per orangnya ya rata-rata tetap 0,8 m untuk yang di Armina tapi kalau di Arafah masing cukup longgar rata-rata 1,2-1,3 m masih cukup longgar karena Arafah wilayahnya lebih luas ketimbang Mina,” katanya.

Konsep penomoran maktab yang telah disetujui Muassasah sampai saat ini juga terus difinalisasi hingga nantinya akan dilakukan penomoran di tenda.

“Tujuannya untuk mempermudah identifikasi dalam pelayanan,” kata Subhan Cholid setelah rapat evaluasi Daker Mekkah di Misfalah, Mekkah.

Baca juga: Jamaah haji Indonesia senam "Ngapak" di Jarwal, Mekkah

Baca juga: Jamaah asal Aceh mulai terima dana wakaf Baitul Asyi di Mekkah

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019