Jakarta (ANTARA) - Sejumlah peristiwa di wilayah Jakarta terjadi pada Senin (29/7). Mulai dari kualitas udara ibu kota yang tidak sehat, kritikan DPRD ke Pemprov DKI hingga lokasi pemotongan hewan kurban.

Berikut rangkuman berita metropolitan yang disajikan oleh LKBN ANTARA.

Jakarta masih menyandang predikat sebagai kota dengan kualitas udara terkotor di dunia dengan indeks kualitas udara di laman resmi AirVisual pada Senin pagi pukul 06.00 WIB mencapai angka 188 mikrogram per meter kubik.

Peringkat kedua disusul oleh Tashkent, Uzbekistan dengan angka AQI sebesar 173 mikrogram per meter kubik.

Selengkapnya bisa dibaca di sini

Terkait kualitas udara yang buruk, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mendesak Gubernur Anies Baswedan agar segera menyikapi persoalan polusi udara di ibu kota yang terus memprihatinkan karena berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.

"Jika kualitas udara sudah melebihi batas ambang kesehatan, maka kita harus memaksa gubernur untuk bagaimana mengatasi ini," kata Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Ramly HI Muhammad.

Menurut dia, kondisi kualitas udara yang semakin memprihatinkan itu harus disikapi secara cepat oleh pemangku kepentingan terkait. Jika tidak ada respon terhadap masalah bisa menimbulkan ancaman besar di sisi kesehatan.

Karena itu, dalam waktu dekat unsur DPRD segera melakukan pertemuan dengan gubernur untuk mencari solusi dan jalan keluar terkait buruknya kualitas udara di ibu kota.

Selengkapnya bisa dibaca di sini

Baca juga: Kualitas udara Jakarta Selasa pagi kategori tidak sehat
Baca juga: Udara malam Jakarta membaik namun tetap level merah
Baca juga: Walhi: Pemprov Jakarta lamban tangani polusi udara


Menjelang Hari Raya Idul Adha, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara akan melakukan pendataan hewan kurban.

Hal itu dilakukan sesuaj Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 46 Yahun 2019 tentang Pengendalian Penampungan dan Pemotongan Hewan dalam rangka Idul Adha 2019/1440 Hijriyah.

Asisten Kesejahteraan Rakyat Kota Administrasi Jakarta Utara, Wawan Budi Rohman mengatakan, pihaknya telah meminta para camat dan lurah melakukan pendataan lokasi penjualan hewan kurban dan lokasi pemotongan.

"Kita ingin semua lokasi penjualan atau pemotongan tersebut didata semua dan segera dilaporkan ke tingkat kota," kata Wawan.

Sedangkan untuk lokasi pemotongan, Wawan menuturkan sudah ada lokasi umum seperti masjid, sekolah, kantor atau lainnya.

Selengkapnya bisa dibaca di sini

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019