Asuncion (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Paraguay Luis Castiglioni serta tiga pejabat lainnya pada Senin (29/7) menyatakan mundur di tengah skandal yang memanas soal penandatanganan kesepakatan energi dengan Brazil.

Pengunduran diri itu merupakan tamparan bagi Presiden Mario Abdo, yang selama ini membina hubungan dekat dengan Brazil --negara pemilik perekonomian terkuat di kawasan Amerika Selatan.

Skandal tersebut dipicu oleh sebuah kesepakatan energi menyangkut kilang raksasa hidroelektrik, Itaipu, yang berada di wilayah antara Paraguay dan Brazil.

Kedua negara itu bermitra pada proyek kilang hidroelektrik terbesar di dunia itu.

Kesepakatan telah ditandatangani pada Mei namun baru diungkapkan kepada publik pekan lalu.

Kalangan pejabat dan anggota parlemen mengatakan kesepakatan tersebut akan sangat merugikan Paraguay dan membuat negara itu harus mengeluarkan dana sekitar 200 juta dolar AS (sekitar Rp2,8 triliun).

"Presiden baru saja menerima permohonan pengunduran diri tersebut ... Beliau telah mengambil keputusan untuk mengabulkan permohonan itu dan pada minggu ini ia akan mengumumkan siapa yang akan menggantikan pejabat-pejabat ini," kata penasihat presiden, Hernán Huttemann, kepada para wartawan.

Beberapa jam sebelum menyatakan mundur, Menlu Luis Castiglioni mengumumkan bahwa Paraguay akan meminta Brazil menangguhkan perjanjian tersebut.

Perjanjian itu telah menentukan jadwal pembelian energi dari kilang pembangkit listrik tenaga air itu hingga 2022.

Tiga pejabat lain yang juga mengundurkan diri pada Senin adalah Alcides Jimenez, yang beberapa hari lalu baru mengambil alih jabatan sebagai kepala perusahaan listrik negara ANDE; Hugo Saguier, duta besar Paraguay untuk Brazil; serta José Alderete, direktur Paraguay untuk Itaipu.

Kepala ANDE sebelumnya, Pedro Ferreira, yang bekerja sama erat dengan presiden Paraguay, juga mengundurkan diri pekan lalu setelah menolak menandatangani dokumen kesepakatan. Menurut Ferreira, kesepakatan itu akan meningkatkan biaya bagi Paraguay hingga lebih dari 200 juta dolar.

Para anggota oposisi di parlemen mengatakan kesepakatan tersebut sudah melanggar kedaulatan negara.

Kongres pada Senin menuntut pemerintah memberikan penjelasan. Sementara itu, para pejabat ANDE berdemonstrasi di depan gedung legislatif sambil mengusung poster-poster bertuliskan "Mereka tidak akan mendapatkan kedamaian kalau melanggar undang-undang dasar."

Pemerintahan Presiden Abdo, yang menjaga hubungan erat dengan Presiden Brazil Jair Bolsonaro, mengatakan keputusan sudah diambil melalui cara diplomatik setelah serangkaian perundingan antarteknisi mengalami kegagalan.

Paraguay dan Brazil sedang mempersiapkan diri merundingkan masa depan Itaipu dengan tetap mengacu pada perjanjian awal, yang akan berakhir pada 2023.

Sumber: Reuters

Baca juga: Menteri Energi Brazil Mundur Karena Skandal

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019