Jakarta (ANTARA) - Penyanyi pendatang baru bergenre jazz Ardhito Pramono mengaku kerap mengalami gatal-gatal karena kulit sensitif terhadap debu.

“Gue punya kulit yang sensitif dan gue gak bisa ada di tempat yang berdebu,” kata Ardhito kepada Antara, di Jakarta, Selasa.

Pelantun “Bitter Love” itu mengatakan sering kali mengalami gatal-gatal apabila berada di tempat berdebu dan menggunakan produk “skin care” yang salah.

Meskipun ia laki-laki, kata dia, tidak ada salahnya untuk merawat diri, apalagi sebagai figur publik. Ditambah, kulitnya yang sensitif sehingga harus sangat diperhatikan.

Baca juga: Definisi cantik menurut Ardhito Pramono

Penyanyi yang juga penyiar radio Trax FM itu sangat berhati-hati dalam memakai suatu produk, ia juga mengatakan tidak terlalu banyak menggunakan produk perawatan kulit.

“Aku enggak bisa pakai yang macam-macam, jadi biasanya pakai body lotion dan sabun aja, itu juga harus yang khusus kulit sensitif, suka enggak cocok kalau yang lain,” ujar Ardhito.

Selain perawatan kulitnya yang sensitif, pemuda multi talenta kelahiran 1995 itu juga memperhatikan kesehatan mentalnya dengan sering melakukan meditasi dan bergabung dengan berbagai komunitas seperti Komunitas Senang Bicara dan Kinosaurus.

“Dalam bekerja mengejar passion seperti gue pasti banyak masalah dan halangan, untuk menyalurkan pikiran gue biasanya meditasi, untuk mengenali diri lebih dalam lagi dan mencintai diri sendiri,” kata Ardhito.

Ardhito yang juga lulusan akademi perfilman di Australia itu mengatakan bergabung dengan Komunitas Senang Bicara membuatnya dapat mengeksplor dan menemukan jati dirinya. Sedangkan Kinosaurus mempertemukanya dengan pengamat-pengamat film juga orang-orang hebat yang membantunya belajar teknik menjadi penyiar radio.

“Ada juga komunitas untuk membuat puisi bareng, jadi ya menurut gue salurkan (beban pikiran) ke hal-hal yang positif aja sih,” tambah dia.

Baca juga: Ardhito Pramono tak tergoda meski sering ditawari narkoba

Baca juga: Ardhito Pramono lampaui ekspektasi dalam WTF 2019

Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019