Manado (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Sulawesi Utara, Novly Wowiling mengatakan, petani di kawasan pertanian secara bertahap mulai beralih pada metode mekanisasi pertanian.

"Secara bertahap menggunakan metode ini. Pengaruhnya semakin optimal dan signifikan karena mampu menekan biaya produksi sehingga terjadi efisiensi," ucap Wowiling di Manado, Selasa.

Dia mengatakan, penerapan mekanisasi pertanian baru dilakukan di daerah-daerah yang menjadi kawasan pertanian seperti di Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa, dan Kabupaten Minahasa Utara.

Penggunaan traktor roda empat dan traktor tangan mengganti metode tradisional, lanjut dia, mampu menekan biaya produksi.

"Ketika biaya produksi mampu kita tekan, produksi pertanian semakin meningkat, ujung-ujungnya petani terbantukan pada budidaya pertanian sehingga meningkatkan pendapatan petani," ujarnya.

Penerapan mekanisasi pertanian ini, lanjut dia, diterapkan di sentra-sentra komoditas unggulan daerah seperti padi, jagung dan kedelai.

"Penerapan mekanisasi pertanian di dalam kawasan pertanian proporsinya kira-kira sudah 60 persen, setelah semua berhasil menggunakannya secara bertahap bergeser ke luar kawasan," ujarnya optimis.

Fokus pembangunan di wilayah kawasan melalui penggunaan mekanisasi pertanian, lanjut dia, bisa berdampak pada naiknya nilai tukar petani (NTP), walaupun kenaikannya dipengaruhi banyak faktor.

"Pembangunan pertanian di level pedesaan dengan mekanisasi pertanian akan berdampak pada efisiensi usaha tani. Karena itu sebagimana tugas pokok dan fungsi yang melekat, kita terus mengarahkan program dan kegiatan pertanian untuk mencapai peningkatan produksi," katanya.

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019