Jakarta (ANTARA) - Sony memperkirakan harga konsol PlayStation bisa bertambah mahal jika pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus mengenakan tarif tinggi untuk ekspor China.

The Verge melansir Wall Street Journal, menyebut Sony mempertimbangkan berbagai opsi untuk mengatasi tarif ekspor China, termasuk membebankan ongkos produksi ke konsumen.

"Kami yakin, dan kami sudah memberi tahu pemerintah AS, tarif yang lebih tinggi akan menghancurkan ekonomi AS," kata pimpinan finansial Sony, Hiroki Totoki.

Pemerintahan Trump menaikkan tarif dari 10 persen menjadi 25 persen untuk barang-barang dari China senilai 200 miliar dolar pada Mei lalu. Pemerintah AS berencana kembali menaikkan tarif lagi sebesar 300 miliar dolar, termasuk untuk perangkat video game.

Sony, Microsoft dan Nintendo membuat pernyataan bersama untuk US Trade Representative Office yang isinya menentang rencana tarif tersebut. Mereka beralasan tarif baru akan sangat berdampak pada bisnis.

Ketiga perusahaan itu menilai konsumen Amerika akan sangat merasakan dampak kenaikan tarif, begitu juga dengan pembuat video game. Dalam surat tersebut, mereka menaksir konsumen akan menanggung biaya sebesar 840 juta dolar dan 2.000.000 orang Amerika akan kehilangan pekerjaan.

Produsen perangkat video game sudah bersiap mengatasi kenaikan tarif, salah satunya mempertimbangkan untuk memindahkan manufaktur dari China. Nintendo mulai Juni lalu memindahkan produksi Switch dari China ke Asia Tenggara.

Sementara itu, Sony dan Microsoft belum juga bergerak.

Baca juga: Sony berhenti produksi PS Vita

Baca juga: Akhirnya, game PS4 bisa dimainkan di iPhone

 

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019