Depok (ANTARA News) - Setelah mendapat perawatan selama tiga hari di Rumah sakit Penyakit Infeksi Sulianti Soroso (RSPI-SS), di Jakarta Utara, Mulyanti (16) pasien suspect flu burung akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Sabtu (5/4) pukul 16.00 WIB. Jenazah Yanti, panggilan akrab Mulyanti tiba di rumah duka pada Sabtu malam, pukul 19.00 WIB, kemudian langsung dimakamkan malam itu juga. "Dari rumah sakit sudah dimandikan dan malam itu juga setelah disemayamkan langsung dimakamkan," kata Sutisna, ayah korban, di Depok, Minggu. Ia mengatakan, sebelumnya tidak ada hal yang mencurigakan pada penyakit anaknya tersebut. "Sebelumnya anak saya sehat-sehat saja namun tiba-tiba nafasnya terasa sesak dan demam tinggi," katanya. Sedangkan kakak korban, Suhandi menjelaskan, semula adiknya hanya berobat ke dokter dekat rumah saja, karena hanya batuk dan demam, dan menurut dokter hanya mengalami gangguan perut dan radang tenggorokan saja. Ia mengatakan, karena tidak kunjung sembuh Yanti akhirnya berobat ke Rumah sakit Bahkti Yuda, Depok sejak Senin (31/3). Setelah mendapat perawatan selama dua malam akhirnya pada Rabu malam (2/4) Yanti dirujuk ke RSPI-SS, karena diduga menderita flu burung. Menurut dia, lingkungan tempat tinggalnya di Jalan Garuda Blok D2 Nomor 7, RT05/RW. 10, Perumahan Bumi Sawangan Indah, Kota Depok tertata cukup rapi hanya beberapa warga yang memelihara burung. Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail mendengar kabar tersebut langsung memerintahkan Dinas Pertanian untuk mengambil tindakan cepat atas kasus tersebut. "Dinas pertanian harus membersihkan lingkungan sekitar untuk mematikan virus flu burung agar tidak menyebar semakin meluas," katanya. Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Kota Depok, Deddy Sudjadi menanggapi kejadian tersebut mengatakan di wilayah tempat Yanti ditemukan sejumlah unggas milik warga yang mati mendadak. Pihaknya juga telah melakukan rapid test di lokasi perumahan korban. Dari hasil tersebut ditemukan adanya unggas yang positif flu burung, sehingga pihaknya langsung melakukan pemusnahan terhadap semua unggas milik warga tersebut. "28 ekor ayam milik warga sekitar langsung dimusnahkan, karena hasil rapid test menunjukkan unggas yang peliharanya tersebut positif," katanya. Deddy mengungkapkan hingga kini pihaknya masih menunggu hasil tes dari pihak RSPI Sulianti Saroso yang rencananya baru akan diketahui Senin (7/4). Bila hasil test menyatakan Yanti meninggal positif karena flu burung, maka pihaknya akan memusnahkan semua unggas yang ada di radius 200 meter dari rumah korban. Berdasarkan catatan Pemkot Depok, sebelumnya tiga orang warga Depok yang meninggal dunia akibat flu burung. Pertama pada tahun 2006, yakni Yasinto (22 tahun), warga Kelurahan Pangkalan Jati, Kecamatan Limo dan Yuliana, (30) warga Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cimanggis, serta Muhammad Ibnu Yusuf (9) warga Pancoran Mas yang meninggal pada akhir Januari 2008. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008