Kalau terminal 20 yang sudah kita anggarkan dari APBN Tahun 2020, kita mulai pekerjaan sekarang dalam tahap perencanaan. Tadinya 'kan 40, berarti 20 sisanya terbuka untuk swasta
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan mengajak investor baik badan usaha milik negara, swasta nasional maupun asing untuk bekerja sama dalam membangun, mengembangkan atau mengoperasikan Terminal Tipe A dari 128 terminal bus yang ada.

"Kalau terminal 20 yang sudah kita anggarkan dari APBN Tahun 2020, kita mulai pekerjaan sekarang dalam tahap perencanaan. Tadinya 'kan 40, berarti 20 sisanya terbuka untuk swasta," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi di sela “Investor Gathering Proyek KPBU Prasarana Transportasi Jalan di Jakarta, Rabu.

Budi mengatakan, pihaknya membuka kerja sama, baik itu kerja sama pemanfaatan (KSP) maupun Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Nilai investasi dari 20 Terminal Tipe A, yakni Rp750 miliar yang direncanakan akan dilakukan lelang tidak mengikat pada Desember tahun 2019 ini.

Baca juga: Menhub dijadwalkan tinjau pembangunan terminal bus di Demak siang ini

Terminal-terminal tersebut, di antaranya Terminal Amplas-Medan, Terminal Rajabasa-Lampung, Terminal Pakupatan (Banten), Terminal Leuwipanjang-Bandung, Terminal Guntur Melati-Garut, Terminal Harjamukti-Cirebon, Terminal Tegal, Terminal Tingkir, Terminal Pekalongan, Terminal Giwangan, Terminal Mangkang, Terminal Demak, Terminal Purwokerto, Terminal Tirtonadi-Solo, Terminal Giwangan, Terminal Arjosari, Terminal Mengwi, Terminal Bolaang Mongondow, Terminal Induk Lumpue-Pare-Pare, Terminal Puwatu-Kendari dan Terminal Samarinda.

Dia menyebutkan sejumlah investor telah menyatakan minatnya, baik swasta nasional maupun asing, terutama untuk terminal di Sukabumi dan Bekasi.

"Ada di Sukabumi, sudah dibuat gambar, hotel ada ballroom dan di sana ada mal serta terkoneksi dengan tempat hiburan di sekitar situ. Kalau di Bekasi dari Korea, Jepang dan China berminat. Di Indonesia banyak Agen Pemegang Merk dari Jepang mungkin mereka berkepentingan juga," katanya.

Sementara itu, investor yang menyetakan minat di Sukabumi merupakan pebisnis properti dari Batam yang sudah berpengalaman mengelola properti di Singapura.

Baca juga: Kemenhub jadikan terminal bus senyaman bandara

Apabila kerja sama tersebut berhasil dilakukan, kata Budi, untuk KPBU di Bekasi saja bisa menghemat sebesar Rp1,6 triliun.

Budi mengatakan sebagai jaminan kepada calon investor, Kemehub menyediakan pendampingan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) dalam proses investasi agar berjalan dengan baik.

"Kita ada pendampingan dari PT PII yang menjamin kelangsungan investasi berjalan dan berproses dengan baik. 'Kan ini butuh waktu beberapa tahun untuk mengembalikan dana investor itu," katanya.

Baca juga: Penumpang bus di terminal batas negara Ambawang Kalbar meningkat

Dia menuturkan dibukanya peluang kerja sama dengan BUMN maupun swasta agar adanya peningkatan layanan karena pihaknya menargetkan standar pelayanan seperti bandara.

"Sekarang kondisi terminal banyak yang sudah enggak sesuai dengan nilai-nilai sekarang ini, kan harusnya ada gabungan antara kegunaan dengan gaya hidup. Kalau yang lama itu kurang mendukung, itu didorong dengan KSP," katanya.

Dalam kesempatan sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono mengatakan awalnya Ditjen Darat mendapatkan tambahan anggaran Rp1 triliun, namun saat ini dipotong Rp500 miliar.

Ia menjelaskan anggaran sebesar Rp500 miliar dialokasikan untuk kebutuhan pembiayaan lain.

"Kita berusaha untuk memenuhi kebutuhan karena ada mekanisme Kementerian/Lembaga yang harus kita lakukan, mungkin tahun depan kita masih bisa kerja sama dengan kementerian/lembaga lainnya. Tentu kita masih terus komunikasi dengan Kemenkeu supaya hasil riil tahun depan bisa diuji," katanya.

Baca juga: Kemenhub-Kemenkes canangkan Tirtonadi sebagai terminal sehat
 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019