Mengenali tanda-tanda terjadinya perburukan, sebagai upaya deteksi dini sehingga pengobatan awal dapat segera dilakukan
Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) memberikan sejumlah saran bagi masyarakat untuk pencegahan dan penanganan polusi udara di Jakarta yang dikategorikan tidak sehat berdasarkan Air Quality Index (AQI) berada di atas angka 150.

“Kondisi ini sangat mengkhawatirkan dan dapat menimbulkan dampak pada kesehatan pada masyarakat di Kota Jakarta,” kata Ketua Umum PDPI dr Agus Dwi Susanto di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan saran pencegahan dan penanganan di antaranya masyarakat dapat berperan aktif mengurangi sumber polusi udara, seperti beralih dari kendaraan pribadi ke moda transportasi massal.

Selain itu, meminimalkan terkena pajanan polusi udara, seperti mengurangi aktivitas di luar ruangan saat kualitas udara tidak sehat, mengindari aktivitas fisik berat, termasuk olah raga, apabila berada di luar ruangan saat kualitas udara tidak sehat.

Apabila beraktivitas di luar ruangan, kata dia, warga harus menghindari area dengan kualitas udara yang tidak sehat dan berbahaya.

Selain itu, katanya, memantau kualitas udara secara berkesinambungan untuk bisa mengambil keputusan beraktivitas di luar rumah, menggunakan masker atau respirator untuk mengurangi masuknya partikel ke saluran napas dan paru (terutama bila beraktivitas di luar ruangan).

Agus menyarakankan masker atau respirator dengan kemampuan filtrasi partikel yang maksimal (kemampuan filtrasi di atas 95 persen).

“Perhatikan cara penggunaan masker atau respirator yang benar dan tepat. Penggunaan masker atau respirator yang tidak benar mengurangi efektivitas proteksi menyaring partikel,” kata dia.

Ia mengatakan apabila berkendaraan mobil, tutup semua jendela mobil dan nyalakan AC dengan mode "recirculate".

pabila berada di dalam ruangan, katanya, jaga kualitas udara dalam ruangan tetap baik, dengan tidak menambah polusi udara, misalnya merokok.

Penggunaan tanaman dalam ruangan yang mempunyai kemampuan air purifier atau peralatan air purifier disarankan untuk menjaga kualitas udara dalam ruangan tetap baik.

Masyarakat diharapkan melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti makan bergizi, istirahat cukup, cuci tangan, dan tidak merokok.

Ia mengatakan bahwa memperbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan pada beberapa penelitian dilaporkan dapat mengurangi dampak polusi udara.

Selain itu, katanya, masyarakat dapat mencermati gejala-gejala atau keluhan yang timbul sebagai dampak kesehatan akibat polusi udara, sedangkan pada orang dengan penyakit sebelumnya, seperti penyakit jantung, asma, PPOK, dan penyakit paru lainnya.

“Mengenali tanda-tanda terjadinya perburukan, sebagai upaya deteksi dini sehingga pengobatan awal dapat segera dilakukan,” kata dia.

Agus menjelaskan jika terjadi gejala-gejala tersebut, warga segera ke dokter/pelayanan kesehatan terdekat.

Baca juga: PDPI sarankan pemangku kebijakan tangani polusi udara di Jakarta
Baca juga: Pengamat : Ajakan naik transportasi umum tidak efektif kurangi polusi
Baca juga: Udara Jakarta penuh polusi, Anies sebut dampak dari musim panas


Pewarta: Fauzi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019