Ini juga akan membantu meningkatkan kesiapsiagaan dan manajemen risiko yang lebih besar di negara-negara berkembang yang rentan terhadap bencana
Manila (ANTARA) - Bank Pembangunan Asia (ADB) pada Kamis mengumumkan mekanisme pendanaan baru, yang disebut pembiayaan kontinjensi bencana atau CDF (contingent disaster financing), yang dirancang untuk mendukung negara-negara berkembang yang menjadi anggota bank dalam memperkuat kesiapsiagaan bencana dan menyediakan pencairan cepat dukungan anggaran setelah bencana alam.

"CDF akan menyediakan sumber dana yang cepat dan fleksibel untuk negara-negara berkembang yang terkena dampak bencana sampai dana dari sumber lain tersedia," kata Direktur Jenderal Strategi, Kebijakan dan Tinjauan ADB, Tomoyuki Kimura.

"Ini juga akan membantu meningkatkan kesiapsiagaan dan manajemen risiko yang lebih besar di negara-negara berkembang yang rentan terhadap bencana," tambah Kimura.

Asia-Pasifik adalah wilayah paling rawan bencana alam di dunia. Antara 2014 dan 2017, negara-negara di kawasan itu mengalami 55 gempa bumi, 217 badai dan topan, serta 236 kasus banjir parah, mempengaruhi 650 juta orang dan menyebabkan sekitar 33.000 kematian, menurut PBB.

Bank yang berbasis di Manila itu mengatakan CDF, yang disetujui Dewan Direksi ADB pada Kamis, akan mencakup bencana yang dipicu oleh bahaya alam seperti angin topan, banjir, gempa bumi, kekeringan, dan tsunami.

"Fitur utama CDF adalah bahwa ia mendukung reformasi kebijakan penting untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana yang harus diselesaikan sebelum bencana alam terjadi. Setelah CDF disetujui untuk suatu negara, CDF akan tetap aktif sampai terjadi bencana," kata ADB.

Lembaga itu menambahkan, "Negara kemudian dapat dengan cepat mengakses pembiayaan yang disetujui untuk membantu meringankan kendala fiskal untuk upaya bantuan darurat dan pemulihan dan menghindari realokasi yang mengganggu dari program anggaran prioritas."

"Bila perlu, pencairan CDF dapat disertai dengan bantuan tindak lanjut melalui instrumen darurat ADB lainnya atau pinjaman reguler untuk mendukung pemulihan dan rekonstruksi," tambah Kimura.

Baca juga: ADB tegaskan dukungan pada agenda reformasi Indonesia
Baca juga: Direktur Eksekutif ADB tinjau IAIN untuk pemulihan pascabencana
Baca juga: ADB setujui pinjaman Rp4,2 triliun untuk rehabilitasi Sulawesi Tengah

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019