dari alat ukur yang terpasang, parameter indeks standar kualitas udara di daerah itu berada pada rentang nilai 0-50
Jambi (ANTARA) - Alat ukur pemantau kualitas udara Air Quality Monitoring System (AQMS) di Jambi menyebut  udara di daerah itu masih dalam keadaan baik meskipun sepekan terakhir  kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi meningkat.

"Berdasarkan yang terbaca dari alat ukur kualitas udara yang kita pasang, kualitas udara di Jambi masih dalam keadaan baik," kata Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi Dian Hariani di Jambi, Kamis.

Melalui alat ukur kualitas udara tersebut, ada lima parameter indeks standar yang terbaca, di antaranya Partikulat (PM10), Karbondioksida (CO), Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2) dan Ozon (O3).

Dari alat ukur yang terpasang parameter indeks standar kualitas udara di daerah itu berada pada rentang nilai 0-50, yang artinya dalam keadaan baik.

Kondisi ini membaik dari sebelumnya, pada minggu keempat bulan Juli  yang rentang nilai parameter indeks standar kualitas udaranya di daerah itu berada pada rentang 51-100 yang artinya dalam keadaan sedang.


"Dari lima parameter, hanya parameter sulfur dioksida (SO2) yang berada di rentang nilai 51-100, sementara nilai empat parameter lainnya berada di bawah 50, nilai parameter sulfur dioksida pun hanya berada di angka 53 sampai 54," kata Dian Hariani.

Alat ukur kualitas udara tersebut  memiliki  rentang 0-50 menunjukkan kualitas udara baik, 51-100 sedang, 100-199 tidak sehat dan 200-299 sangat tidak sehat.

Salah satu penyebab kualitas udara di daerah itu mengalami perubahan dari kualitas baik menjadi sedang yakni polusi asap yang disebabkan oleh intensitas kebakaran hutan dan lahan yang semakin meningkat.

Index standar pencemaran udara (ISPU), pollutant standard index dalam kategori baik tersebut artinya tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan, dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan dan nilai estetika.

Sementara dalam keadaan sedang, artinya tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia atau hewan tapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif, dan nilai estetika.

Meski masih dalam keadaan kategori baik, masyarakat diimbau untuk lebih waspada, mengingat saat ini kebakaran hutan dan lahan semakin marak terjadi.

Selain itu masyarakat diimbau untuk tidak membakar sampah maupun membuka lahan dengan cara dibakar karena dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.


Baca juga: Karhutla di Jambi capai 174 hektare
Baca juga: Titik panas sebagian besar berulang di tiap kemarau

Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019