Jakarta (ANTARA) - Petambak udang dan bandeng di Kampung Marunda Kepu, Jakarta Utara akan memantau kondisi air laut untuk mengantisipasi dampak tumpahan minyak yang terjadi di Perairan Karawang, Jawa Barat.

"Saya lihat cuaca di laut, kalau ada ikan, ikannya tidak mabuk, berarti airnya masih bagus," kata petambak udang dan bandeng Mustopah di Kampung Marunda Kepu, Jakarta Utara, Jumat.

Baca juga: Nelayan pesisir Marunda khawatir tumpahan minyak masuk Teluk Jakarta

Baca juga: Akibat tumpahan minyak, petani garam rugi hingga lebih dari Rp500 juta

Baca juga: Nelayan Muara Angke keluhkan tangkapan kurang akibat tumpahan minyak


Mustopah memiliki satu tambak berukuran sekitar 6.000 meter persegi berisi udang dan bandeng di dekat banjir kanal timur (BKT) yang terhubung dengan perairan Marunda Kepu.

Tambak tersebut, juga sekaligus sebagai kolam pancing bagi warga yang ingin menangkap bandeng dan udang.

Meski tidak berada di tengah perairan, namun ia mengaku tambak yang dikelola sejak tahun 1970 itu menggunakan air laut yang dipompa langsung.

Biasanya ia mengganti air di tambak tersebut sebulan sekali atau menyesuaikan kondisi jika air di tambak tersebut sudah surut.

Meski wilayah Marunda Kepu belum terdampak tumpahan minyak, namun ia merasa khawatir apabila sampai masuk ke perairan tersebut khususnya di wilayah Teluk Jakarta.

Ia mengharapkan agar pihak terkait segera mengambil solusi menghilangkan sisa tumpahan minyak yang mengotori perairan Karawang.

Bahkan, tumpahan minyak itu sudah ditemukan di beberapa pulau di Kepulauan Seribu.

Di kampung tersebut saat ini ada sekitar dua tambak berukuran besar berisi bandeng dan udang serta satu tambak udang vaname yang berada di samping tambak milik Mustopah.

Sejumlah nelayan di Kampung Marunda Kepu sebelumnya mengatakan kemungkinan tumpahan minyak itu sampai di Kepulauan Seribu karena terbawa angin timur.

Bupati Kepulauan Seribu, Husein Murad sebelumnya mengonfirmasi beberapa pulau antara lain Pulau Rambut, Pulau Untung Jawa, dan Pulau Ayer terdampak penumpahan minyak mentah.

Adapun bentuknya berupa gumpalan kecil berwarna hitam seperti aspal padat.

Sebelumnya, kebocoran minyak dan gas terjadi di pesisir utara Jawa Barat, Jumat (12/7) di sekitar anjungan lepas pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).

Insiden bermula saat dilakukan pengeboran sumur reaktivasi YYA-1.

PT Pertamina (Persero) mengklaim volume tumpahan minyak di pesisir utara Kabupaten Karawang, Jawa Barat, saat ini sisa 10 persen dari volume awal, yakni 3.000 barel per hari (bph).

Baca juga: Pertamina siapkan formula kesepakatan ganti rugi tumpahan minyak

Baca juga: Pengamat sarankan tumpahan minyak disedot untuk jaga lingkungan

Baca juga: Pertamina tambah 1.200 "oil boom" atasi tumpahan minyak

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019