Jakarta (ANTARA) - Kalangan media massa menilai Kongres V PDI Perjuangan merupakan sebuah momentum penting bagi partai tersebut untuk mempersiapkan seorang co-pilot atau sosok yang akan menjadi pengganti Megawati pada kepemimpinan di masa depan.

"Wacana adanya ketua harian di PDIP saya kira akan menarik, ibarat sebuah pesawat maka ketua harian ini akan menjadi co-pilot," kata Pemred Harian Rakyat Merdeka Ricky Handayani dalam diskusi bertajuk ​​​​Membaca Kongres PDIP: Who Will Be The Next? yang diselenggarakan Para Syndicate di Jakarta, Jumat.

Ricky mengatakan dari sisi pemilihan ketua umum, bagi pemberitaan media, Kongres V PDIP 2019 kurang menarik karena sudah hampir dipastikan Megawati akan dikukuhkan kembali sebagai ketua umum dalam perhelatan itu.

Yang menjadi menarik untuk dicermati, menurut dia, munculnya wacana ketua harian dalam struktur kepengurusan PDIP ke depan, yang diyakininya dapat menjadi sarana untuk menyiapkan regenerasi kepemimpinan partai.

Baca juga: PDI Perjuangan Jatim pastikan kader patuh keputusan pusat

Baca juga: PDIP Sumbar usulkan Megawati kembali jadi Ketua Umum PDIP 2019-2024

Baca juga: PDIP Bali dukung Megawati kembali jadi Ketua Umum


Dia mengatakan jika benar PDIP akan memasukkan struktur ketua harian dalam kepengurusan baru, maka pertanyaan berikutnya adalah siapa sosok yang akan ditunjuk sebagai co-pilot Megawati.

"Jika bicara mbak Puan sebagai the next, saya lihat mbak Puan belum maksimal. Jika bicara pak Jokowi, saya melihat perolehan suara PDIP sejak 1999-2019 tidak ada faktor Jokowi yang luar biasa yang mengangkat PDIP," ujar dia.

Namun demikian dia menekankan PDIP adalah sebuah partai yang unik. Ibarat sebuah mesin, maka PDIP tidak bisa lepas dari pelumas yang bernama ideologi.

Dia memandang sosok co-pilot PDIP, tidak akan keluar jauh dari ideologi Bung Karno yang selama ini dipegang teguh.

"Maka prediksi pasti jatuh ke mbak Puan, tinggal meyakinkan bahwa mbak Puan seorang co-pilot handal yang nanti akan menggantikan ibu Mega," ujar Ricky.

Sementara itu Wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas Marcellus Hernowo yang juga hadir sebagai pembicara dalam diskusi itu juga sepakat bahwa isu pemilihan ketua umum menjadi tidak menarik dalam Kongres V PDIP yang akan berlangsung di Bali, 8-10 Agustus mendatang.

Menurutnya, publik sudah dapat menerka bahwa Megawati pasti akan kembali dikukuhkan sebagai ketua umum.

Sejatinya, kata dia, wacana regenerasi dan ketua harian bukan lah sebuah wacana baru di tubuh PDI Perjuangan. Namun kali ini, wacana tersebut menjadi kian menarik karena Megawati sebelumnya menyampaikan harsu terjadi alih generasi total pada 2024.

Selain itu Hernowo mengatakan PDIP tidak bisa hanya berpikir untuk menjamin kepemimpinan nasional sampai tahub 2024. PDIP juga harus berpikir setelah 2024.

"Kalau pun ibu Mega menjadi ketua umum lagi itu realitas politik yang kita terima dan mungkin dibutuhkan untuk lima tahun ke depan. Tapi PDIP tidak bisa hanya berpikir hingga 2024, tapi harus berpikir lebih jauh," kata Hernowo.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019