Badung (ANTARA) - Ratusan lukisan cat air karya para seniman dari 56 negara ditampilkan dalam pameran bertajuk "@rtquarelle" yang diselenggarakan oleh International Watercolor Society (IWS) di AB-BC/Art Bali, Nusa Dua, Badung, Bali.

"Pameran yang digelar hingga 7 Agustus mendatang ini memajang sekitar 300 lukisan karya 103 pelukis dari 56 negara," ujar Ketua IWS Indonesia Agus Budiyanto, di Badung, Jumat.

Ia mengatakan, karya-karya lukisan cat air tersebut merupakan pemenang dan finalis kompetisi lukisan cat air tahun 2019 yang diselenggarakan IWS.

Kompetisi tersebut, diharapkan dapat mendorong perupa Indonesia menjadi lebih diperhitungkan pada kancah pergaulan seni lukis cat air di dunia.

"Dengan penyelenggaraan kompetisi cat air antarbangsa ini, IWS menjadikan Indonesia sebagai satu titik penting dalam percaturan seni budaya internasional dan semakin mengokohkan posturnya sebagai kawasan yang subur kreativitas ke dalam peta cat air dunia," kata Agus.

Ia menjelaskan, anggota IWS terdiri dari sekitar 100 negara dan untuk IWS Indonesia saat ini telah beranggotakan sekitar 60 orang perupa seni lukis cat air.

"IWS ini merupakan wadah untuk para pelukis-pelukis Indonesia agar dapat go internasional, saling bertukar dan berbagi ilmu dengan seniman mancanegara," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan, pihaknya berharap penyelenggaraan pameran tersebut dapat memperkaya pengetahuan dan inspirasi bagi seniman lukis khususnya bagi seniman Bali.

"Tidak saja seniman yang dari luar negeri mengambil intisarinya di Bali. Namun, saya harap seniman-seniman Bali juga dapat datang kesini dan mengambil inspirasi dari karya-karya yang dipamerkan disini," ujarnya.

Ia menambahkan, pameran internasional tersebut juga sangat bermanfaat bagi Bali, termasuk dalam mendukung pariwisata, salah satunya karena pameran tersebut diselenggarakan di wilayah Nusa Dua yang merupakan salah satu pusat kegiatan pariwisata di Bali.

"Di balik pameran ini tidak hanya lukisan, namun di balik lukisan itu ada pemaknaan, budaya, ada barong, ada pemandangan, jadi tidak hanya lukisan di atas kertas tapi memang ada pemaknaan lain yang membuat wisatawan yang melihat karya yang dipamerkan bertanya seni apakah ini, budaya apakah ini dan pemandangan seperti ini ada dimana," katanya.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019