Tangerang Selatan (ANTARA) - Gedung Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang runtuh akibat gempa dengan magnitudo 6,9 yang terjadi di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang pada Jumat malam (2/8), rupanya belum uji kelayakan.

Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum FAH Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Ade Abdul Hak ketika dikonfirmasi, Sabtu mengatakan pihaknya telah mengirim pengajuan kepada Rektorat untuk melakukan uji kelayakan gedung agar bisa memastikan keselamatan mahasiswa ataupun pegawai yang menempati gedung tersebut.

"Namun belum ada hasil, satu bulan yang lalu, kami sudah minta pihak rektorat uji kelayakan untuk kepentingan tersebut dan baru diperiksa oleh bagian perencanaan pusat karena ini akan berhubungan dengan anggaran," katanya.

Gedung anyar milik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu telah ditempati sekitar Maret 2017.

Guna mengantisipasi keselamatan mahasiswa dan pegawai, Ade telah mengimbau petugas dan mahasiswa untuk tidak masuk ke area gedung.

"Untuk sementara saya sudah instruksikan ke Satpam tidak ada orang yang masuk atau naik gedung dulu. Pak Dekan sedang berkoordinasi juga untuk pemecahan masalah ini," tambahnya.

Sementara Ketua DEMA Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Sultan Rivandi mengatakan pejabat UIN Jakarta harus mengevaluasi atas pembangunan gedung tersebut.

Menurut dia, gempa Banten yang membuat beberapa sudut dinding gedung FAH runtuh menunjukkan ketidak-kokohan bangunan yang dibangun oleh kampus.

"Fasilitas umum mahasiswa yang menjadi hak kebutuhan dasar untuk kegiatan belajar mengajar mestinya harus menciptakan prinsip aman dan nyaman. Tapi justru yang terlihat karena terkesan dibangun secara terburu buru sehingga gedung adab sangat membahayakan bagi mahasiswa," kata Sultan.

Pewarta: Deden M Rojani/Sambas
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019