Jayapura (ANTARA) - Pengusaha Papua diminta untuk berinvestasi dan mengambil peluang menjadi pemasok berbagai kebutuhan di Papua Nugini dan negara-negara Pasifik.

"Peluang masih terbuka luas dan Kedubes RI di Port Moresby, ibukota PNG siap memfasilitasi," kata Duta Besa RI untuk PNG Andriana Supandi kepada Antara Sabtu.

Dubes yang dihubungi melalui saluran teleponnya mengaku, Papua yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini (PNG) baik di wilayah utara maupun selatan diharapkan menjadi pintu masuk berbagai produk dan mampu bersaing dengan negara lainnya yang sudah terlebih dahulu menjadi pemasok termasuk ke negara Pasifik.

Segera lakukan penjajakan mengingat kita bisa menjual produk yang sama dan kualitas yang sama dengan harga lebih murah dibanding negara lain.

Apalagi Presiden Jokowi dengan program tol lautnya membuat harga-harga barang di Papua tidak lagi mahal dan komoditi tersebut bisa diekspor ke PNG baik melalui Jayapura di wilayah utara maupun melalui Merauke di selatan.

Berbagai peluang sudah harus ditangkap para pengusaha di Papua sehingga lebih banyak lagi produk asal Indonesia yang dijual di negara-negara tersebut.

"Memang tidak mudah karena harus memenuhi berbagai persyaratan yang berlaku di negara tersebut namun bila kita dapat memenuhinya maka Indonesia dapat bersaing dengan negara lain yang sudah terlebih dahulu menjadi pemasok ke PNG dan negara Pasifik," kata Supandi.

Diakui, ekspor Indonesia ke PNG terus mengalami peningkatan dan bila peluang tersebut dapat ditangkap dapat meningkatkan nilai ekspor.

Ketika ditanya tentang pengusaha Indonesia yang sudah berinvestasi di PNG, Dubes Supandi mengaku, ada beberapa perusahaan yang berinvestasi di bidang minyak dan gas.

Bahkan saat ini delegasi minyak dan gas PNG sedang melakukan pertemuan dengan Pertamina dan meninjau sejumlah kilang milik perusahaan negara, jelas Dubes Andriana Supandi.

Baca juga: Karo PKLN: peluang investasi di Papua Nugini terbuka

Baca juga: BI Papua pamerkan produk olahan UMKM di Papua Nugini

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019