Kedelai Devon 1 prototipe generasi baru rakitan anak bangsa ini optimis akan diterima luas oleh pasar
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian menyatakan, generasi baru kedelai Devon 1 dinilai akan dapat meningkatkan produksi nasional komoditas tersebut sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan kedelai domestik.

Kepala Balai Penelitian Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) Kementan Yuliantoro Baliadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyatakan kedelai Devon 1 prototipe generasi baru rakitan anak bangsa ini optimis akan diterima luas oleh pasar.

Menurut dia, di dalam kedelai, senyawa yang memiliki manfaat bagi kesehatan adalah isoflavon, yang merupakan nutrisi yang terkandung dalam biji kedelai.

Senyawa isoflavon pada kedelai bermanfaat mencegah beberapa penyakit seperti kardiovaskular, osteoporosis, menurunkan kadar kolesterol dan dapat mencegah kanker.

Kedelai varietas Devon 1 yang dirakti di Balitkabi ini mengandung isoflavon yang lebih tinggi (2.220 µg/g) dibanding varietas Wilis (1.854 µg/g) dan Anjasmoro (1.457 µg/g) yang sekarang banyak ditanam petani. "Apalagi terhadap kandungan isoflavon kedelai impor yang jauh di bawahnya," urai Muchlis Adie, peneliti senior Balitkabi.

Varietas Devon 1 ini juga dikenal berdaya hasil tinggi, yang mampu berproduksi 3,09 ton/ha dengan rata-rata hasil 2,75 ton/ha. Angka ini lebih tinggi dari produktivitas kedelai di tingkat petani yang dewasa ini baru mencapai 1,3 ton/ha.

Lompatan peningkatan produktivitas kedelai itu dinilai sangat berpeluang untuk meningkatkan produksi kedelai nasional dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat.

Sebelumnya, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Arief Nugraha menilai usulan Kementerian Pertanian terkait pemberlakuan wajib tanam untuk importir kedelai perlu dipertimbangkan, karena tidak efektif.

Menurut Arief, pemerintah sebaiknya fokus pada upaya meningkatkan produktivitas petani kedelai karena selama ini, kendala produktivitas kedelai adalah pada keterbatasan lahan, tenaga kerja, dan ketidaksesuaian iklim.

"Usaha yang lebih dibutuhkan daripada kewajiban penanaman kacang kedelai bagi importir adalah pendampingan untuk memaksimalkan produktivitas petani kacang kedelai," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, luas panen tanaman kacang kedelai adalah 680.373 ha dengan tingkat produktivitas 14,44 kuintal/ha atau 1,44 ton/ha pada 2018.

Baca juga: Batan sebut varietas kedelai sulit bersaing dibanding padi
Baca juga: Batan luncurkan dua varietas kedelai unggulan

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019