dari beberapa barang yang ditemukan di sekitar TKP dapat disimpulkan bahwa kapal tersebut merupakan kapal penangkap ikan
Ambon (ANTARA) - Direktorat Polair Polda Maluku membenarkan adanya penemuan sebuah kapal nelayan yang ditemukan warga dalam posisi terbalik dan hanyut di perairan Tanjung Kayu Putih, Kabupaten Buru namun tidak ada satupun anak buah kapal yang ditemukan.

"Kapal yang ditemukan telah tenggelam pada hari ini oleh masyarakat pesisir yang hendak ke Namlea dengan menggunakan long boat," kata Direktur Polair Polda Maluku, Kombes Pol Supeno di Ambon, Minggu.

Sesuai informasi dari tim SAR yang melakukan pencarian di lokasi kejadian,
nama kapal tidak dapat diketahui karena posisinya sudah terbalik, dan yang didapatkan regu penyelamat hanyalah barang-barang berupa rokok, gula dan lain-lain.

Namun regu penyelamat yang terdiri dari tim SAR, anggota Polair Kabupaten Buru bersama masyarakat tidak menemukan satu pun jenazah ABK di kapal naas tersebut baik di sekitar TKP maupun di pesisir pantai Kecamatan Batabual.

Polisi juga memastikan kapal ini tidak berlayar dari Pelabuhan Namlea, dan sampai saat ini tim SAR belum menerima informasi maupun laporan dari masyarakat, keluarga atau pun pemilik kapal yang kapalnya ditemukan terbalik di Tanjung Kayu Putih.

Berdasarkan keterangan saksi Karman Saka (29) yang berdomisili di Desa Pela, Kecamatan Batabual Kabupaten Buru, sekitar pukul 08:00 WIT dia bersama Bapa Puasa dan beberapa rekannya hendak mengambil batu di daerah Tanjung Kayu Putih.

Saat tiba di TKP, mereka menyaksikan ada sebuah kapal yang sudah dalam kondisi terbalik sehingga mereka menghubungi aparat kepolisian di Polsek Batabual.

Sekitar pukul 09:30 WIT personil Polsek tiba di lokasi dan langsung mencari petunjuk di sekitar pesisir Tanjung Kayu Putih.

Kemudian pada pukul 12:00 WIT anggota Basarnas Kabupaten Buru dan personil Sat Polair Polres Pulau Buru tiba di lokasi kapal dengan menggunakan speedboat milik Basarnas.

Namun karena kondisi perairan laut yang cukup bergelombang maka speed boat tersebut kembali ke Desa Pela dan dengan menggunakan kendaraan roda empat rombongan menuju TKP.

Berdasarkan hasil investigasi terhadap saksi dan masyarakat sekitar tidak ditemukan adanya petunjuk terkait keberadaan korban maupun keterangan tentang kapal tersebut.

"Namun dari beberapa barang yang ditemukan di sekitar TKP dapat disimpulkan bahwa kapal tersebut merupakan kapal penangkap ikan atau kapal nelayan," jelas Supeno.

Kondisi saat ini masyarakat Desa Batu Jungku dan Desa Pela berencana melakukan evakuasi bangkai Kapal ke perairan Desa Pela namun terkendala kurangnya peralatan dan kondisi perairan yang masih bergelombang.


Hentikan pencarian

Sementara Kepala Kantor Basarnas Ambon, Muslimin menjelaskan, operasi pencarian hari pertama terhadap kecelakaan laut berupa perahu nelayan terbalik dan terdampar di Tanjung Kayu Putih Pulau Buru Namlea tidak membuahkan hasil dan operasinya dihentikan untuk sementara.

"Tim SAR gabungan melakukan pengecekan dan pencarian korban di lokasi kapal terbalik dengan hasil nihil dan pada pukul 15:00 WIT operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup," katanya.

Kepada unsur SAR yang terlibat dikembalikan ke instansinya masing-masing dengan ucapan terima kasih.

Dikatakan, operasi SAR ditutup sementara dan bila ada informasi terbaru maka akan dibuka kembali sebab tidak informasi dari saksi yang mengetahui persis kapal naas ini berasal dari mana.

Selain itu, hingga kini tidak ada laporan kehilangan dari pihak keluarga yang melaut tetapi belum kembali atau kehilangan kontak.

"Kami dari Basarnas juga sudah menyampaikan kepada masyarakat nelayan yang ada di Namlea dan sekitarnya jika ada penemuan korban agar segera dievakuasi atau dilaporkan kepada kami," tandas Muslimin.

Baca juga: Nelayan hilang di Pulau Buru, tim SAR dikerahkan untuk pencarian
Baca juga: Dua nelayan hilang di Kepulauan Aru ditemukan di Papua Barat
Baca juga: Basarnas Ambon: nelayan hilang di Teluk Elpaputih belum ditemukan
Baca juga: Nelayan hilang di Sarmi-Papua ditemukan selamat tim SAR gabungan


 

Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019