Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di wilayah sekitar Kedutaan Amerika Serikat, Jakarta Pusat, pada Minggu sore pukul 17.55 WIB menjadi yang paling baik dibanding wilayah lain di DKI.

Berdasarkan laman resmi AirVisual, kualitas udara di wilayah Kedutaan AS, Jakarta Pusat, tercatat pada angka 105, termasuk tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan konsentrasi parameter PM2.5 sebesar 37 ug/m3.

Sedangkan di sekitar Kedutaan AS, Jakarta Selatan, kualitas udara di sana masuk dalam kategori tidak sehat dengan AQI US 153 dan konsentrasi parameter PM2.5 sebesar 58 ug/m3.

Sementara itu, kualitas udara di wilayah sekitar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)-Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat kualitas udaranya juga sama dengan di Kedutaan AS dengan PM2,5 sedikit lebih tinggi, sebesar 59 ug/m3.

Untuk wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat, kualitas udaranya juga tergolong tidak sehat dengan indeks 156 dan konsentrasi PM2,5 sebesar 65 ug/m3.

Mangga Dua Selatan, Jakarta Pusat juga masuk dalam kategori kualitas udara tidak sehat dengan angka AQI US sebesar 158 dan konsentrasi PM2,5 sebesar 68,4 ug/m3.

Wilayah lain yang kualitas udaranya sama dengan Mangga Dua Selatan adalah wilayah Pejaten Barat, Jakarta Selatan, yang kualitas udara tercatat sebesar 158 dengan konsentrasi PM2,5 sebesar 68,4 ug/m3.

Berikutnya, wilayah Rawamangun, Jakarta Barat, menempati posisi ketiga wilayah dengan kualitas udara paling kotor di DKI dengan AQI US 165 dan konsentrasi PM 2,5 sebesar 83,2 ug/m3.

Di posisi kedua sebagai wilayah paling kotor di Jakarta adalah Pegadungan, Jakarta Barat, dengan AQI US 168 dan konsentrasi PM 2.5 sebesar 89 ug/m3.

Terakhir, wilayah Pejaten Barat, Jakarta Selatan menduduki peringkat pertama sebagai wilayah dengan kualitas udara paling buruk di DKI dengan AQI US 169 dan konsentrasi PM 2.5 sebesar 89,7 ug/m3.

Baca juga: Greenpeace sarankan Jakarta lakukan inventarisasi emisi berkala

Baca juga: Pakar sebut penerapan ganjil-genap untuk motor harus berdasarkan data

Baca juga: Gubernur: DLH DKI Jakarta harus tinjau emisi industri tiap enam bulan

Pewarta: Katriana dan Taufik Ridwan
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2019